Jelang Ramadan, Daya Beli Masyarakat Masih Rendah

Desy Setyowati
19 Mei 2016, 14:06
Perdagangan Elektronik
Arief Kamaludin|KATADATA

Daya beli masyarakat hingga kini terlihat masih rendah. Padahal, biasanya daya beli bakal meningkat menjelang Bulan Ramadan, yang kurang satu bulan lagi. Agar tak mengulangi kejadian tahun lalu, para ekonom mengingatkan pemerintah untuk menjaga kestabilan harga barang sehingga daya beli masyarakat tidak kian tergerus.

Indikasi masih rendahnya daya beli masyarakat itu tercermin dari sejumah data. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, pertumbuhan konsumsi rumah tangga pada pertumbuhan ekonomi kuartal I-2016 sebesar 4,94 persen. Angka pertumbuhannya hanya sedikit lebih tinggi dibandingkan kuartal IV-2015 yang sebesar 4,92 persen.

Hal ini mempengaruhi pencapaian pertumbuhan ekonomi kuartal I-2016 yang dirilis BPS awal Mei lalu, sebesar 4,92 persen, lebih rendah dibandingkan kuartal sebelumnya yang mencapai 5,04 persen. Sebab, kontribusi konsumsi rumah tangga terhadap pertumbuhan ekonomi masih yang terbesar, yakni 56,9 persen.

Jika melongok lebih ke belakang, pertumbuhan konsumsi rumah tangga sepanjang tahun lalu memang cenderung menurun. Pertumbuhan konsumsi rumah tangga pada kuartal I, II, III, dan IV-2015 masing-masing sebesar 5,01 persen, 4,97 persen, 4,96 persen, 4,92 persen. Padahal di antara kuartal II dan III tahun lalu ada momen Ramadan dan Hari Raya Idul Fitri, yang semestinya mampu mendongkrak belanja dan konsumsi msyarakat.

(Baca: Konsumsi Rumah Tangga Jadi Andalan Ekonomi Kuartal II)

Tren tersebut berpotensi akan terulang kembali tahun ini. Neraca perdagangan menunjukkan impor barang-barang konsumsi menurun sejak awal tahun hingga April lalu. BPS mencatat, impor barang konsumsi pada Januari 2016 tumbuh 5,12 persen dibandingkan bulan sebelumnya (month to month/ mtm). Pada Februari, kenaikannya 9,87 persen. Namun, dua bulan berselang (Maret-April) pertumbuhannya malah minus masing-masing 2,8 persen dan 12,38 persen.

Indikator lainnya adalah hasil survei Bank Indonesia (BI) mengenai Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) pada April 2016 yang menunjukan penurunan dari 109,8 menjadi 109. Sebelumnya, Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Tirta Segara menjelaskan, penurunan optimisme konsumen tersebut disebabkan oleh kekhawatiran adanya kenaikan harga barang-barang menjelang momen Lebaran pada Juli nanti.

(Baca: Rekor Deflasi, Ekonom Ramal Konsumsi Rumah Tangga Akan Naik)

Halaman:
Editor: Yura Syahrul
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...