Soros Peringatkan Krisis 2008 Bisa Terulang Gara-Gara Cina

Yura Syahrul
8 Januari 2016, 11:25
bursa saham
Agung Samosir|KATADATA

KATADATA - Perlambatan ekonomi Cina dan kejatuhan mata uang renminbi telah memukul pasar saham dan keuangan di seluruh dunia dalam beberapa hari terakhir ini. Kekhawatiran terhadap bakal terulangnya krisis bursa saham dan pasar finansial tahun 2008 silam, kini mulai menghantui berbagai pihak. Termasuk George Soros, investor kawakan yang “terlibat” dalam berbagai kasus keuangan global selama lebih dua dekade terakhir.

Berbicara dalam sebuah forum ekonomi di Colombo, Sri Lanka, Kamis (7/1), Soros menyatakan pasar global tengah menghadapi krisis dan investor perlu bersikap hati-hati. Pangkal masalah utamanya adalah Cina tengah berjuang untuk menemukan model baru pertumbuhan ekonominya yang bertumpu pada konsumsi dan sektor jasa. Namun, jalan yang ditempuh Cina dengan melemahkan (devaluasi) mata uangnya telah mendatangkan masalah bagi seluruh dunia.

Advertisement

Akibatnya, negara-negara berkembang menghadapi tantangan untuk menjaga tingkat suku bunganya agar tetap positif. Soros menilai kondisi saat ini mirip tahun 2008, ketika krisis pasar finansial di Amerika Serikat (AS) yang berhulu dari kredit macet rumah murah (subprime mortgage) menjalar ke seluruh dunia sehingga memicu krisis global.

"Cina memiliki masalah besar penyesuaian (ekonominya). Saya mengatakan ini akan menjadi sebuah krisis. Ketika saya melihat pasar finansial yang menghadapi masalah serius, itu mengingatkan saya pada krisis 2008," kata Soros, seperti dikutip Bloomberg.

(Baca: Bank Dunia Peringatkan Ekonomi Negara Berkembang Hadapi Risiko Besar)

Soros seakan tak pernah lepas dari kontroversi krisis di dunia dalam kurun lebih 20 tahun terakhir. Ia dikenal sebagai “Pria di balik kebangkrutan Bank of England” saat melakukan aksi short selling senilai US$ 10 miliar sehingga merontokkan mata uang pounsterling tahun 1992. Pria kelahiran Hungaria ini juga dituding memicu krisis mata uang di Asia Tenggara tahun 1997 yang menjelma menjadi krisis ekonomi di kawasan tersebut.

Halaman:
Reporter: Yura Syahrul
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...
Advertisement