Para Ekonom Meramal BI Belum Berani Turunkan Suku Bunga Acuan

Yura Syahrul
16 November 2015, 18:24
Bank-Indonesia_Katadata_Donang.jpg
KATADATA | Donang Wahyu

KATADATA - Bank Indonesia (BI) akan menggelar Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI pada Selasa besok (17/11) untuk memutuskan suku bunga acuan BI rate. Peluang menurunkan suku bunga terbuka untuk memacu pertumbuhan ekonomi, seiring dengan membaiknya data-data ekonomi makro, seperti angka inflasi rendah, surplus neraca perdagangan dan menciutnya defisit transaksi berjalan. Namun, para ekonom memperkirakan BI masih belum berani memangkas suku bunga.

Alasan utama BI selama ini belum mau menurunkan suku bunga acuan dari level 7,5 persen adalah masih adanya risiko keluarnya dana asing (capital outflow) dari pasar keuangan domestik. Hal ini akan berdampak terhadap melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS). Pada Senin ini (16/11), berdasarkan kurs referensi JISDOR di BI, rupiah melemah 0,7 persen dibandingkan akhir pekan lalu menjadi Rp 13.732 per dolar AS.

(Baca: Khawatir Dana Asing Kabur, BI Tahan Suku Bunga BI Rate)  

Kekhawatiran melemahnya rupiah semakin besar akibat kemungkinan kenaikan suku bunga AS (Fed Rate) oleh bank sentral AS pada Desember nanti. Namun, Ekonom Universitas Indonesia, Anton Gunawan, memperkirakan capital outflow tidak akan terlalu besar kalau BI menurunkan suku bunga acuan sebesar 25 basis poin. Meski nilai rupiah akan tertekan, langkah melonggarkan kebijakan moneter itu akan membantu pertumbuhan ekonomi di pengujung tahun ini.

Tapi, Anton meramal, BI belum akan mau menurunkan suku bunga hingga akhir tahun ini.  “Kalau ditanya, saya maunya (BI rate) turun. Tapi kalau lihat gelagatnya (BI), rasanya belum berani (menurunkan BI rate),” katanya kepada Katadata. Padahal, dia menilai, kalau BI rate turun sekitar 25-50 basis poin maka akan dapat membangkitkan investasi meskipun pengaruh terhadap konsumsi rumahtangga belum langsung dirasakan. “Yang penting ekonominya, dalam negeri melambat sehingga harus di-support.”

Sebelumnya, Guru Besar Universitas Cornell Iwan Jaya Azis menyarankan pemerintah dan bank sentral mesti mendorong daya beli masyarakat. Salah satu caranya adalah menurunkan BI rate. "Dengan kondisi sekarang, prioritasnya meningkatkan daya beli masyarakat bawah. Salah satunya adalah menurunkan tingkat bunga," kata Iwan dalam seminar bertajuk "Mendalami Krisis Global dan Kebijakan Ekonomi Nasional" di Jakarta, 20 Oktober lalu.

(Baca: Iwan Jaya Azis: BI Rate Harus Turun)

Halaman:
Reporter: Desy Setyowati
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...