Dari 18 Kesepakatan Bisnis dengan Amerika, BKPM: Dua Investasi Baru

Yura Syahrul
5 November 2015, 11:25
BKPM
KATADATA | Arief Kamaludin

KATADATA - Saat berkunjung ke Amerika Serikat (AS) akhir Oktober lalu, Presiden Joko Widodo menyaksikan penandatanganan 18 kesepakatan bisnis di antara kedua negara senilai US$ 20,3 miliar atau setara dengan Rp 274 triliun. Namun, dari 18 kesepakatan tersebut, ternyata hanya dua kesepakatan yang merupakan investasi baru.  

Deputi  Bidang Promosi Penanaman Modal Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Himawan Hariyoga mengatakan, dua investasi baru tersebut adalah kerjasama investasi yang melibatkan Perum Peruri. Pertama, Peruri dengan Crane Currency sepakat membangun pabrik pengaman uang kertas di Karawang, Jawa Barat, senilai US$ 10 juta. Kedua, Peruri dengan Jarden Zinc sepakat membangun pabrik coin blank di Karawang senilai US$ 30 juta.

“Jadi (dari 18 kesepakatan), yang benar-benar baru dengan Peruri ini,” katanya di sela-sela acara Indonesia Infrastructure Week 2015 di Jakarta, Rabu kemarin (4/11).

Sementara itu, 16 kesepakatan bisnis lainnya antara Indonesia dengan AS merupakan kesepakatan investasi lama yang komitmen investasinya kembali diperkuat melalui momen penandatanganan tersebut. Himawan mencontohkan, dua perusahaan AS yakni Caterpillar dan Cargill yang menegaskan kembali investasinya di Indonesia melalui penandatangan statement of intention to invest.

Upaya memperkuat komitmen investasi itu perlu dilakukan karena sudah ada perusahaan asal AS yang mengantongi izin prinsip dari BKPM namun realisasi investasinya masih sedikit. “Alasan mereka macam-macam, tapi rugi kalau tidak merealisasikan investasinya,” kata Himawan. Dengan penegasan komitmen tersebut, akan mempermudah BKPM apabila investor itu tidak menepati janjinya untuk merealisasikan investasi.

Seperti diketahui, Presiden Jokowi menyaksikan penandatanganan 18 kerjasama bisnis yang dibuat oleh 10 perusahaan nasional dan 14 perusahaan AS di Kantor Kamar Dagang AS (US Chamber of Commerce), Washington DC, 26 Oktober lalu. Perusahaan nasional itu antara lain PT Pertamina, PT Saka Energi, PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) , BNI syariah, PT Cikarang Listrindo, PT Indonesia Power, PT Kereta Api Indonesia (KAI), Peruri, dan PT Kilat Wahana Jenggala.

Halaman:
Reporter: Ameidyo Daud Nasution
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...