Banyak yang Senang Kalau Kilang Kita Rusak

Yura Syahrul
30 Oktober 2015, 15:09
No image
Donang Wahyu | KATADATA

KATADATA - PT Pertamina (Persero) berencana membangun tangki timbun (storage) untuk meningkatkan cadangan operasional bahan bakar minyak (BBM) dari saat ini 18 hari menjadi 30 hari. Dengan nilai investasi US$ 1,23 miliar, perusahaan BUMN ini akan membangun tangki timbun agar bisa menampung 7,02 juta kiloliter BBM tahun 2025.

Namun, rencana Pertamina itu menuai kritik dari Menteri Koordinator Kemaritiman Rizal Ramli. Ia menganggap rencana Pertamina membangun tangki timbun tidak efisien karena selama ini lebih banyak mengimpor langsung BBM dari luar negeri. Selain itu, pembangunan tangki membutuhkan dana yang besar.

Dukungan datang dari bekas Direktur Utama Pertamina periode 2006-2009, Ari Hernanto Soemarno. “Harusnya Indonesia memiliki storage untuk cadangan minyak selama 60 hari,” kata pria berusia 67 tahun ini kepada Katadata dalam sebuah wawancara khusus di Jakarta, awal Oktober lalu. Sebaliknya, pria yang saat ini aktif menjadi konsultan banyak perusahaan minyak dan gas bumi (migas) dan Senior Project Coordinator proyek Terminal LNG Bojonegara milik Kalla Group ini, menganggap rencana Pertamina membangun kilang minyak tidaklah mendesak saat ini.

Ari, yang juga pernah menjadi Ketua Pokja Tim Transisi presiden terpilih Joko Widodo, juga menyoroti rencana pemerintah membangun cadangan minyak strategis dan konsep ketahanan energi nasional. Berikut ini petikan wawancaranya.

Bagaimana Anda menilai rencana Pertamina membangun storage?

Kita perlu storage untuk menyimpan minyak mentah dan bahan bakar minyak (BBM). Sebab, kilang BBM yang ada saat ini hanya bisa menyimpan minyak untuk pasokan selama 7-17 hari. Kapasitasnya kecil karena dulu dirancang untuk mengelola minyak dari dalam negeri yang berjarak dekat. Tapi, sekarang kita membutuhkan storage yang besar karena banyak mengimpor minyak mentah. Jika impor minyak dari Nigeria, Afrika Barat, Afrika Utara atau Saudi Arabia akan membutuhkan waktu pengiriman ke Indonesia sekitar 30 hari. Jadi, kalau kapalnya berangkat dari Indonesia, total waktu yang dibutuhkan selama 60 hari.

Berapa jumlah cadangan minyak yang ideal?

Harusnya Indonesia memiliki storage untuk cadangan minyak selama 60 hari. Jadi, jika ada gangguan pasokan, berupa kapal tenggelam atau karam, kita masih punya waktu mencari minyak di tempat lain. Begitu pula produknya (BBM). Sejak dahulu kita sering dipermasalahkan karena sebagai pembeli terbesar namun ditentukan oleh pasar. Kita seharusnya yang menentukan. Ini karena kita tidak punya storage yang cukup besar di Indonesia sehingga tidak dapat menjadwal pembelian secara baik. Kalau ada satu bagian cracking kilang mati, pasar Singapura langsung bereaksi dalam hitungan menit. Di sana mereka akan menyatakan: sebentar lagi Indonesia membutuhkan minyak sehingga harganya naik.

Mengapa pasar Singapura langsung bereaksi?

Mereka tahu Indonesia pasti langsung impor karena tidak punya cadangan yang handal. Harga langsung naik. Banyak yang senang seperti itu. Berbeda jika punya tangki, akan lebih aman. Misalkan, kilang kita mati, tapi kita punya stok minyak hingga 30 hari. Selain itu, kita dapat menjadwal pembeliannya. Ketika harga murah, kita beli. Kalau mahal, tidak dibeli. Contohnya India yang sudah memiliki Strategic Petroleum Reserve / SPR (cadangan minyak strategis). Dengan kondisi saat ini dimana harga minyak rendah, mereka membeli banyak minyak.

Apa yang Anda lakukan saat di Pertamina?

Ketika menjadi direktur utama (Pertamina), saya mencoba membangun storage di Balongan dan Tuban. Tapi, itu butuh waktu. Saya hanya mampu membangun tempat penyimpanan berkapasitas enam juta barel. Padahal, target saya 20 juta barel. Dengan begitu, jika ada kilang yang mati tidak terencana hingga 7-14 hari, kita masih punya stok.

Kilang Minyak
Kilang Minyak (KATADATA)

Apakah kita bisa seperti India dan Cina yang saat ini memborong minyak?

Halaman:
Reporter: Yura Syahrul, Manal Musytaqo
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...