Kisah Sukses Babah Alun, Pengusaha Jalan Tol Punya Rp1 Miliar Per Hari
ZIGI – Mohammad Jusuf Hamka atau yang dipanggil Babah Alun mengungkapkan kisah suksesnya hingga bisa menjadi pengusaha jalan tol. Ia memiliki perusahaan yang bernama PT Citra Marga Nusaphala Persada Tbk, yang telah membangun banyak jalan tol di Indonesia.
Dalam podcast bersama Denny Sumargo beberapa waktu lalu, Babah Alun mengungkapkan bahwa dirinya berasal dari keluarga yang sederhana namun punya mimpi yang besar. Penasaran kisah sukses Babah Alun? Yuk simak artikelnya!
Babah Alun Berasal dari Keluarga Sederhana
Mohammad Jusuf Hamka mengaku bahwa ia berasal dari keluarga yang sederhana. Lahir dengan nama Alun Joseph, ayahnya bekerja sebagai dosen sementara ibunya adalah seorang guru. Babah Alun juga pernah memiliki cita-cita untuk menjadi tukang parkir saat duduk di bangku sekolah. Hal itu karena ia melihat temannya yang mendapatkan uang hanya karena menjadi juru parkir.
Babah Alun mengaku bahwa uang jajannya terbatas sehingga ia mencoba mencari pekerjaan di usia belia. Usaha pertamanya yakni jualan kacang goreng di daerah Masjid Istiqlal, Jakarta Pusat. Ia mengaku tidak malu karena satu hal yang diingatnya bahwa ‘gengsi makan biaya’.
“(Pemikiran mau dagang) itu dari ke pengen jajan lebih itu. Mau beli permen karet, rasa malu belum ada karena umur 15 tahun. Belum ke pengen sama gadis gitu,” ungkap Babah Alun dikutip Zigi.id dari YouTube Curhat Bang Denny Sumargo dengan judul ‘Kaya Raya Tapi Tidur di Atas Jamban’.
Di usia 17 tahun, Babah Alun telah bermimpi menjadi orang kaya. Hal itu membuatnya mencari sebuah buku tentang tata cara menjadi orang sukses. Setelah mempelajari apa yang ada di berbagai buku tentang kesuksesan, Babah Alun mencoba mengejar mimpinya agar menjadi orang kaya.
“Ambisi itu perlu, mimpi itu perlu. Tapi jangan biarkan mimpi itu kececer di jalanan. Bikin mimpi itu jadi kenyataan,” sambungnya.
Babah Alun Kuliah dan Mulai Berbisnis
Babah Alun pernah mengenyam pendidikan di beberapa perguruan tinggi mulai dari Fakultas Hukum Universitas 17 Agustus 1945, hingga FISIP Universitas Jayabaya pada tahun 1980. Namun, ia tidak pernah menuntaskan sekolahnya tersebut dengan alasan dia tidak suka formalitas.
Setelah itu, dia pernah ditolak oleh beberapa perusahaan dan akhirnya memutuskan pulang ke Samarinda, tempat keluarganya berasal. Di sana, ia bekerja sebagai seorang sopir traktor pembuat jalan untuk pabrik Plywood dengan gaji sebesar Rp750 ribu per bulan.
Sejak kecil, Babah Alun telah tertarik dengan agama Islam. Ia pun bercita-cita masuk Islam di Masjid Al-Azhar. Tak disangka, bahwa keinginannya itu membuat Babah Alun bertemu dengan Buya Hamka. Dia mengangkat Babah Alun sebagai anak biologisnya dan diberi nama belakang ‘Hamka’. Babah Alun resmi masuk Islam pada tahun 1981.
Kesuksesan Babah Alun Selalu Melibatkan Tuhan
Sesaat setelah menjadi mualaf, Babah Alun berkeinginan untuk membangun sebuah masjid dengan arsitektur Tiongkok. Akhirnya, pria kelahiran 5 Desember 1957 ini bisa mewujudkan keinginannya tersebut dengan membangun Masjid Babah Alun di kolong Jalan Tol Wiyoto Wiyono, di Jalan Papanggo, Jakarta Utara.
Rupanya, masjid tersebut mengantarkan Babah Alun pada proyek-proyek besar lainnya termasuk membangun jalan tol. Ia juga dikenal sebagai bos jalan tol swasta di Indonesia. Perusahaannya telah membangun banyak jalan tol termasuk Tol Cawang-Tanjung Priok hingga Tol Cileunyi-Sumedang.
Mimpi Hasilkan Rp1 Miliar Per Hari
Babah Alun mengungkapkan bahwa ia terus bermimpi untuk menghasilkan uang lebih. Awalnya, ada seorang teman Babah Alun yang bertanya tentang cita-citanya dan Babah Alun mengatakan ingin memiliki uang Rp10 ribu per hari. Setelah itu terwujud, keinginannya tersebut bertambah hingga menjadi Rp1 miliar per hari.
“Trus dia tanya lagi ‘Kalau (udah dapat) Rp1 miliar per hari gimana?’. Berarti kalau satu tahun Rp365 miliar kan? Ya saya ingin berbuat baik dengan uang melimpah itu. Eh Allah kasih, malaikat denger. Ya aku ternyata bisa mewujudkannya,” ungkap Babah Alun.
Hal itulah yang mendasari Babah Alun bermimpi ingin membangun 1.000 masjid dan terus berbuat baik pada orang. Hingga saat ini, Babah Alun atau Mohammad Jusuf Hamka terus bersedekah dan menjalani gaya hidup yang sederhana meskipun kaya raya.