Kontribusi Penetrasi Internet Telkomsel
terhadap Perekonomian Indonesia Pada Era Ekonomi Digital

Teknologi informasi dan komunikasi (TIK) memiliki peran penting dalam meningkatkan produktivitas dan efisiensi, mempercepat inovasi dan penyebaran informasi, serta memperkuat konektivitas antara daerah dan dunia global. Berbagai penelitian juga menunjukkan bahwa penetrasi internet berhubungan positif dengan perekonomian suatu wilayah.

Telkomsel, sebagai salah satu perusahaan telekomunikasi terbesar di Indonesia, telah berkontribusi memperkuat konektivitas dan pemberdayaan masyarakat Indonesia. Studi ini menelusuri penggunaan internet broadband Telkomsel oleh pelaku usaha, ragam pemanfaatannya untuk berbagai jenis kegiatan usaha, dan dampak yang dirasakan terhadap perkembangan usaha.

Laporan lengkap dapat diunduh pada tautan ini

1. Internet Telkomsel Berkontribusi Terhadap Perekonomian Indonesia Di Era Ekonomi Digital

Persentase Kontribusi Telkomsel terhadap PDB tahun 2023 sebesar 1,6%.

Jumlah pengguna dan total payload Telkomsel berkorelasi dengan peningkatan PDRB per kapita kabupaten/kota.

Peningkatan payload Telkomsel sebesar 1% berkorelasi dengan peningkatan rata-rata PDRB per kapita kabupaten/kota di Indonesia sebesar 0,0214%.

Melalui simulasi data tahun 2021, peningkatan rata-rata payload Telkomsel di Kabupaten/Kota sebesar 100 ribu GB dapat meningkatkan rata-rata PDRB per kapita Kabupaten/Kota di Indonesia sebanyak 1,7 miliar rupiah.

Peningkatan jumlah pengguna Telkomsel sebesar 1% berkorelasi dengan peningkatan rata-rata PDRB per kapita Kabupaten/Kota di Indonesia sebesar 0,0564%.

Melalui simulasi data tahun 2021, peningkatan rata-rata jumlah pengguna di kabupaten/kota sebanyak 1.000 pengguna Telkomsel dapat meningkatkan rata-rata PDRB per kapita Kabupaten/Kota di Indonesia sebanyak 8,6 miliar rupiah.

Variabel PDRB Per Kapita (log)
Proporsi BTS Telkomsel 7.25e-06
(9.49e-06)
Payload Telkomsel (log) 0.0214***
(0.00553)
Jumlah Pengguna Telkomsel (log) 0.0564***
(0.0101)
Jumlah Penduduk (log) -1.051***
(0.00371)
Persentase Penduduk Miskin -0.0530**
(0.0252)
Indeks Pembangunan Manusia (IPM) 5.02e-05
(0.000283)
Constanta 30.18***
(0.293)
R-squared 0.971
Observasi 2003

Robust standard errors in parentheses
*** p<0.01, ** p<0.05, * p<0.1

2. Internet Telkomsel Membantu Digitalisasi Usaha

Hasil kajian menunjukkan bahwa internet Telkomsel mendukung pelaku usaha terintegrasi dengan E-commerce dan Social-commerce, meningkatkan potensi pasar E-commerce, dan memperkuat pelaku usaha dalam melakukan komunikasi dengan pemasok maupun konsumen.

Pelaku usaha yang terintegrasi dengan e-commerce memiliki keuntungan bersih 3x lipat dibandingkan pelaku usaha yang tidak terintegrasi dengan e-commerce.

Rata-rata keuntungan pelaku usaha yang menjual produknya pada platform e-commerce sekitar Rp 42 Juta/bulan, dan yang tidak menggunakan e-commerce Rp 14 Juta/bulan.

45,7% pelaku usaha yang terintegrasi dengan platform e-commerce dan social-commerce melalui internet Telkomsel turut meningkatkan potensi pasar e-commerce di Indonesia.

Hampir 100% pelaku UMKM menggunakan internet Telkomsel untuk komunikasi, termasuk untuk kegiatan promosi, beli bahan baku, dan menjual produk melalui e-commerce.

Telkomsel juga memperkuat pelaku usaha terutama dalam melakukan komunikasi dan promosi kepada konsumen (B2C) maupun komunikasi dan pembelian bahan baku ke pemasok (B2B).

Jangkauan pembelian bahan baku meluas tidak hanya dari pasar lokal, khususnya bagi 73,6% pelaku usaha setelah mereka menggunakan internet Telkomsel.

3. Internet Telkomsel Meningkatkan Omzet Usaha

Jangkauan penjualan pelaku usaha meluas hingga keluar wilayah Kabupaten/Kotanya setelah responden pelaku usaha menggunakan internet Telkomsel. Omzet mereka juga meningkat hingga lebih dari 50%. Peluang pengembangan bisnis reseller melalui aplikasi DigiPos juga tumbuh karena adanya internet Telkomsel.

Terdapat perluasan pasar yang terjadi setelah responden menggunakan internet Telkomsel untuk usahanya. Jangkauan pasar responden naik 2x lipat setelah menggunakan Telkomsel (dari 20,6% menjadi 46,7%).

Telkomsel Membuka Peluang Pengembangan Bisnis Reseller Melalui Aplikasi DigiPos

Dari 59% pelaku usaha yang merasakan dampak terhadap pendapatan mereka, sebanyak 33,7% menyatakan omzetnya meningkat hingga lebih dari 50% dibanding sebelumnya dan 18,9% lainnya melaporkan peningkatan pendapatan antara 40%-50%.

Internet kecepatan tinggi berperan untuk omzet yang lebih tinggi. Pelaku usaha yang memiliki kecepatan internet di atas 30 Mbps memiliki pendapatan bersih hingga 93% lebih tinggi atau mencapai 15 kali lebih besar dibandingkan responden dengan kecepatan internet kurang dari 1,5 Mbps.

Internet Telkomsel meningkatkan kenyamanan dalam bertransaksi dan cost efficiency bagi pelaku usaha. Kenyamanan pemesanan bahan baku usaha secara online dan menerima produk yang langsung diantar merupakan keuntungan yang paling banyak dirasakan oleh pelaku usaha.

Testimoni

Warung Kecil Hingga Resto Modern, Kesuksesan Coffee and Resto "Ayam Kaget Pandan"

Eli, pemilik Coffee and Resto Ayam Kaget Pandan di Tapanuli Tengah, Sumatera Utara, memaksimalkan layanan untuk pelanggan di tahun 2017. Dengan melihat potensi pelanggan yang senang "nongkrong" dan bermain game, Eli menyediakan fasilitas karo-karo (karaoke) yang dapat diakses melalui internet, memasang CCTV yang terkoneksi internet untuk meningkatkan keamanan, dan layanan pesan-antar makanan via WhatsApp, Instagram, dan Facebook. Pendapatan harian yang semula 4-6 juta meningkat menjadi 9-15 juta setelah memanfaatkan internet secara maksimal.

Berinovasi di Tengah Badai COVID

Ine memulai perjalanan usahanya di dunia makanan dan minumannya di Bandung pada tahun 2019, tepat sebelum pandemi Covid-19 melanda. Perkembangan bisnis Ine tidak terlepas dari kehadiran Internet Telkomsel, terutama melalui layanan Kartu Halo, yang ia pilih terutama karena jaringan yang stabil dan adanya kemudahan opsi paska bayar.

Di awal usaha, ia tidak menggunakan aplikasi pesan antar ojek online dan hanya mengandalkan pembeli yang datang langsung. Namun, datangnya pandemi Covid-19 membuat Ine belajar beradaptasi untuk bisa bertahan dengan memanfaatkan internet yang tidak hanya ia gunakan untuk menerima pesanan, tetapi juga untuk melakukan pemesanan 80% bahan baku.

4. Metodologi

Data-data pada kajian ini diperoleh dengan menggunakan beberapa metode di antaranya adalah:

Metode Analisis Data Primer

Survei tatap muka terhadap 1000 pelaku usaha di wilayah terpilih yang mewakili area kerja Telkomsel, di mana pemilihan sampel dilakukan dengan metode non-probability sampling (snowball atau random walk).

Data kuantitatif tersebut juga didukung oleh data 350 responden yang diperoleh melalui survey daring menggunakan platform tSurvei.

Wawancara mendalam kepada 25 pelaku usaha terpilih, dengan kategori usaha yaitu:

usaha sendiri, usaha dibantu buruh tetap, usaha dibantu buruh tidak tetap, dan usaha DigiPos.

Analisis data sekunder dari Badan Pusat Statistik, Pendataan Potensi Desa, dan data dari Telkomsel.

Analisis regresi panel dengan metode fixed effect digunakan untuk melihat pengaruh proporsi BTS Telkomsel, payload, dan jumlah pengguna Telkomsel terhadap PDRB per Kapita di Kabupaten/Kota pada tahun 2019-2022.

Laporan lengkap dapat diunduh pada tautan ini