Persepsi Masyarakat Terhadap Produk Keuangan Berkelanjutan
Produk yang bersifat berkelanjutan (sustainable) di sektor keuangan dan perbankan memiliki posisi strategis memastikan kegiatan usaha memegang prinsip ramah lingkungan. Konsep green banking kini banyak didengungkan untuk mendorong perbankan meningkatkan portofolio pembiayaan ramah lingkungan seperti pembiayaan pada energi terbarukan, efisiensi energi, pertanian organik, eco-tourism, transportasi ramah lingkungan, dan berbagai produk eco-label. Namun, apakah upaya sektor perbankan dan keuangan mendapat sambutan dari konsumen perbankan secara umum?
Survei ini menggali pengetahuan masyarakat akan produk keuangan berkelanjutan, dan melihat bagaimana persepsi mereka terhadap isu green banking.
Perilaku Terkait Produk Berkelanjutan
Produk berkelanjutan cukup menarik masyarakat dan mereka menyatakan bersedia menggunakannya. Walaupun begitu, kesadaran mereka akan dampak lingkungan dari produk yang mereka gunakan masih tergolong agak rendah. Masyarakat juga tergolong tidak terlalu aktif dalam mengkampanyekan penggunaan produk berkelanjutan.
Pemilihan Jasa Perbankan & Isu Lingkungan
Pengguna layanan perbankan sudah mulai mempertimbangkan isu sosial dan lingkungan ketika menggunakan jasa bank tertentu, walaupun masih di belakang hal-hal yang terkait dengan finansial serta kualitas layanan dan produknya.
Tingkat Kepentingan Prinsip Green Banking
Masyarakat menganggap bahwa prinsip green banking merupakan hal yang penting dalam memilih bank. Rata-rata responden - yang umumnya terdiri dari nasabah perbankan- memberikan nilai 8 dari 10 untuk menilai tingkat kepentingan prinsip green banking.
Kesediaan Menggunakan Layanan Bank yang Green
Kesediaan penggunaan bank dengan prinsip green banking sudah cukup tinggi, responden meyakini bahwa bank dengan prinsip green banking lebih menguntungkan bagi lingkungan dan dapat memenuhi kebutuhan mereka. Responden bahkan juga cukup bersedia untuk mengganti bank yang biasa digunakan dengan bank yang berprinsip green banking.