DAMPAK COVID-19 Terhadap UMKM
UMKM Indonesia terpukul cukup keras pada pandemi COVID-19. Berbagai cara dilakukan oleh UMKM agar dapat bertahan. Salah satunya adalah mempercepat peralihan UMKM ke era digital. Katadata Insight Center melakukan survei kepada pelaku UMKM untuk mengukur dampak dari pandemi ini terhadap usaha mereka dan kesiapan mereka untuk berdaptasi
Kondisi Usaha UMKM
Kondisi UMKM Sebelum COVID dialami cukup baik oleh hampir seluruh pelaku usaha. Namun,saat terjadi COVID keadaan berbalik. 56,8% UMKM berada dalam kondisi buruk, hanya 14,1% UMKM yang masih berada kondisi baik
Dampak Pandemi
Mayoritas UMKM atau sebanyak 82,9% mengalami dampak negatif dari pandemi ini. Hanya sebagian kecil atau 5,9% dari pelaku yang justru mengalami dampak positif.
Pandemi ini bahkan menyebabkan 63,9% dari UMKM yang terdampak mengalami penurunan omzet lebih dari 30%. Hanya 3,8% UMKM yang mengalami peningkatan omzet.
Strategi UMKM untuk Bertahan dalam Pandemi Covid-19
Survei KIC tersebut juga menunjukkan para UMKM melakukan sejumlah upaya untuk mempertahankan kondisi usahanya. Mereka melakukan sejumlah langkah efisiensi seperti: menurunkan produksi barang/jasa, mengurangi jam kerja dan jumlah karyawan dan saluran penjualan/pemasaran.
Meski begitu, ada juga UMKM yang mengambil langkah sebaliknya, menambah saluran pemasaran sebagai bagian strategi bertahan.
Efesiensi Mempertahankan Usaha
Berbagai cara dilakukan UMKM untuk dapat bertahan di tengah pandemi, salah satunya adalah pengurangan produksi barang atau jasa serta mengurangi jumlah karyawan.
Ketahanan dan Peluang Bisnis
62,6% UMKM yakin dapat bertahan lebih dari 1 tahun melewati krisis akibat pandemi ini. Terlebih lagi, 68% pelaku usaha optimis terhadap kondisi usaha mereka jika New Normal diterapkan.
Pengetahuan Digital dan Teknologi
UMKM banyak berusaha dengan cara offline, online, ataupun kombinasi antara keduanya. Berbagai cara dilakukan agar dapat melewati pandemi ini. Namun, akses internet serta indeks kesiapan digital dari pelaku usaha ini menunjukkan bahwa UMKM ini tidak sepenuhnya siap untuk serta merta beralih ke digital
Akses dan Tujuan Menggunakan Internet
Smartphone atau PC/Laptop terkoneksi internet cukup banyak dimiliki pelaku UMKM dalam menjalankan usaha, namun tak semua menggunakannya untuk memasarkan produk secara digital.
Penggunaan Internet untuk Usaha
Penggunaan internet memang dirasa membantu UMKM ini untuk menjalankan usaha, terutama di masa pandemi.
Indeks Kesiapan Digital
Indeks Kesiapan Digital UMKM Jabodetabek jika skala tertinggi adalah 5, masih pada tahap menengah. Beberapa indikator digunakan untuk mengukur Indeks Kesiapan Digital dari UMKM tersebut, yaitu indikator optimisme, kompetensi, keamanan, dan kenyamanan. Indeks Kesiapan Digital dari UMKM ini memiliki nilai rata-rata di angka 3,6
Indeks Kesiapan Digital vs Umur
Indeks Kesiapan Digital ini juga menunjukkan bahwa generasi yang semakin tua memiliki indeks kesiapan digital yang lebih rendah dibandingkan dengan generasi yang lebih muda.
Kendala Usaha di Internet
UMKM seringkali mengalami kendala menjalankan usaha menggunakan teknologi digital. Salah satu masalah utama bagi UMKM adalah konsumen yang belum mampu menggunakan internet, serta kurangnya pengetahuan untuk menjalankan usaha secara online.
Tentang Penelitian
Survei dilakukan Katadata Insight Center pada Juni 2020 mengukur dampak pandemi COVID-19 pada 206 UMKM di Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, serta Bekasi.
Responden UMKM
Wilayah di Jabodetabek
Kategori Usaha
Jenis Usaha
Profil UMKM Responden
Mayoritas UMKM di Indonesia memiliki skala usaha mikro dengan omzet per tahun dibawah Rp 300 juta. UMKM pun memanfaatkan lingkungan sekitar untuk memasarkan produknya, namun 78,6% UMKM mulai mencoba untuk berjualan secara online.
Omzet dan Produk
Lokasi dan Jangkauan Usaha
Metode dan Saluran Berjualan
Tenaga Kerja