Program biodiesel bertujuan memperkuat kemandirian energi hingga mewujudkan penggunaan energi terbarukan. Namun, pengembangan biodiesel ternyata memunculkan berbagai risiko baru, termasuk polusi udara dan dampaknya pada kendaraan.
Selain perihal emisi, produksi biodiesel juga harus tetap memperhatikan terpenuhinnya prinsip keberlanjutan agar sepenuhnya menjadi bahan bakar ramah lingkungan.
Untuk mengurangi emisi, pemerintah mengembangkan bahan bakar nabati. Diantaranya adalah biodiesel dan green diesel sebagai substitusi minyak diesel atau solar.
Setiap campuran 10% biodiesel meningkatkan 0,8 persen kadar NOx dan menurunkan 4,3 persen PM, 2 persen HC dan 2,5 persen CO setiap proses pembakaran di kendaran.
Transportasi menyumbang 27 persen emisi sektor energi. Jumlah tersebut berada di peringkat kedua, setelah aktivitas industri sebesar 37 persen dan sama besar dengan sektor kelistrikan.