Optimalisasi Minyak Jelantah untuk Biodiesel Berkelanjutan
Indonesia merupakan penghasil minyak jelantah terbesar di dunia. Limbah ini dapat didaur ulang sehingga berpotensi menjadi penyokong bahan baku biodiesel ramah lingkungan.
Indonesia mengonsumsi 16,2 juta KL minyak goreng per tahun yang menghasilkan 3 juta KL minyak jelantah yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku biodiesel.
Kota Bogor sempat mengoperasikan bus dalam kotanya berbahan bakar biodiesel dari minyak jelantah. Sementara di Bali produksi produk serupa dioptimalkan untuk bahan bakar mesin statis.
Program biodiesel pemerintah Indonesia terus bergerak maju. Di akhir 2019, Presiden Joko Widodo (Jokowi) berkomitmen meningkatkan pemanfaatan bahan bakar nabati ini dari B30 menjadi B50 pada 2021.
Riset ICCT pada 2018 menunjukkan, selain rumah tangga, tempat usaha, seperti rumah makan dan hotel berpotensi menjadi penyedia minyak jelantah dalam jumlah besar.
Data dari Global Agricultural Information Network USDA 2019 menunjukkan konsumsi minyak kelapa sawit paling banyak mencapai 13.110 ribu metrik ton pada 2019
Antisipasi risiko terhadap penggunaan biodiesel di sektor hulu dan hilir mengemuka seiring dengan program mandatori biodiesel yang dicanangkan pemerintah.