Utang Bertambah, Kewajiban Investasi Indonesia Naik US$ 17 Miliar

Desy Setyowati
23 Juni 2017, 20:47
Dolar rupiah
Arief Kamaludin (Katadata)

Bank Indonesia (BI) mencatat, per kuartal I tahun ini Posisi Investasi Internasional (PII) Indonesia membukukan net kewajiban sebesar US$ 335,2 miliar atau 35 persen dari produk domestik bruto (PDB), Jumlahnya bertambah sebesar US$ 17 miliar dibandingkan kuartal sebelumnya yaitu US$ 318,3 miliar.

Kenaikan PII karena kewajiban finansial luar negeri (KFLN) mencapai US$ 643,9 miliar dan lebih tinggi dibanding aset finansial luar negeri (AFLN) yang sebesar US$ 308,6 miliar. Dengan kata lain, kewajiban atau utang luar negeri (ULN) Indonesia lebih tinggi dibandingkan tagihan.

Advertisement

Sekadar informasi, PII menunjukkan nilai aset dan kewajiban finansial Indonesia terhadap bukan penduduk dalam suatu titik waktu tertentu. Kewajiban finansial luar negeri ini merupakan ULN, baik rupiah ataupun valuta asing (valas). Sedangkan aset finansial luar negeri merupakan aktiva perusahaan berupa tagihan, baik rupiah ataupun valas.

Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Tirta Segara menuturkan, besaran kewajiban finansial luar negeri per kuartal I tahun ini meningkat 4,3 persen dibanding kuartal IV-2016. Hal ini disebabkan meningkatnya aliran modal asing masuk (capital inflow) di investasi portofolio, yaitu penerbitan instrumen seperti Surat Utang Negara (SUN). Selain itu, Surat Perbendaharaan Negara (SPN), surat utang korporasi, maupun dana asing di saham.

“Juga termasuk hasil penerbitan sukuk global pemerintah pada Maret 2017 lalu,” kata Tirta dalam siaran pers BI, Kamis (22/6). Kenaikan nilai instrumen investasi berdenominasi rupiah juga bisa dilihat dari meningkatnya Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI).

Halaman:
Editor: Yura Syahrul
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...
Advertisement