Pengertian, Struktur dan Contoh Teks Berita

Image title
18 Maret 2022, 11:14
Ilustrasi, contoh teks berita.
ANTARA FOTO/REUTERS/Pascal Rossignol/aww/cf
Ilustrasi, contoh teks berita.

Salah satu cara penyampaian informasi adalah dengan berita, baik melalui teks, suara dan visual. Tentunya berita mengandung teks yang berisi informasi kejadian di dunia ini yang berupa fakta. Biasanya, teks berita disajikan melalui media cetak atau disiarkan melalui televisi, radio, dan situs internet. Berikut pengertian dan contoh teks deskripsi yang dilansir dari Ruangguru.com.

Penjelasan Singkat Tentang Teks Berita

Dilansir dari Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), bahwa berita adalah cerita atau keterangan mengenai kejadian atau peristiwa yang hangat. Nah, dapat disimpulkan bahwa teks berita adalah suatu teks yang menyampaikan kabar atau informasi kepada masyarakat tentang suatu peristiwa atau kejadian faktual dan aktual yang diinformasikan secara tertulis.

Faktual karena teks tersebut ditulis berdasarkan kenyataan. Sementara aktual artinya kejadian tersebut baru saja terjadi. Dapat disimpulkan bahwa teks berita adalah teks yang berisi tentang segala kejadian atau peristiwa yang baru saja terjadi dan sedang hangat diperbincangkan oleh masyarakat.

Karakter dan Struktur Teks Berita

1. Judul Berita
Hal yang pertama ada dalam teks berita adalah judul. Karena keberadaan judul sangat penting dalam suatu berita dan memiliki peran sebagai pemikat pembaca untuk membaca isi dari teks berita. Untuk itu, judul harus dibuat semenarik mungkin agar dapat memancing rasa penasaran pembaca.

2. Kepala Berita (lead atau teras berita)
Kepala berita memiliki lingkup bahasan yang lebih besar. Artinya, ada banyak informasi yang disajikan pada bagian ini. Informasi penting dalam berita memuat unsur Apa, Dimana, Kapan, Siapa, Mengapa, dan Bagaimana. Umumnya pada bagian awal berita ini, penulis akan mengawali informasinya dengan menyajikan 4 unsur, yaitu “apa, di mana, kapan, dan siapa.”

3. Tubuh Berita (Body)
Bagian tubuh berita berisi penjelasan atau informasi yang disampaikan pada bagian kepala berita. Bagian ini adalah jawaban atas pertanyaan “mengapa dan bagaimana”. Umumnya, memuat latar belakang atau alasan suatu peristiwa bisa terjadi.

4. Ekor Berita
Bagian ini mencantumkan informasi yang bersifat tambahan. Apabila bagian ini dihilangkan, tidak akan berpengaruh terhadap pokok berita.

Ciri-Ciri Teks Berita

1. Memiliki kandungan 5W+1H yang terdiri atas Apa, Dimana, Kapan, Siapa, Mengapa, dan Bagaimana.
2. Bersifat objektif dan faktual. Artinya, teks berita memberitakan sesuatu yang benar-benar terjadi, bukan opini atau gagasan penulis
3. Menyajikan peristiwa yang sedang terjadi, tetapi bukan sesuatu yang umum terjadi setiap hari
4. Aktual, yaitu peristiwa yang diberitakan masih segar atau baru terjadi, bukan peristiwa lampau
5. Data yang disajikan sesuai dengan peristiwa asli, tidak ada rekayasa
6. Bahasa yang disajikan menarik dan dapat memikat minat pembaca
7. Data yang diberitakan lengkap, khususnya data penting
8. Waktu dan tempat peristiwa jelas
9. Bahasa yang digunakan mudah dipahami oleh pembaca
10. Alur peristiwa berurutan
11. Kalimat yang digunakan singkat, padat, dan jelas
12. Sumber berita valid dan bisa dipertanggungjawabkan
13. Judul berita bisa mewakili isi berita

Contoh Teks Berita Mengenai Bencana Alam Gunung Meletus

Warga Mengungsi Akibat Letusan Gunung Semeru Sebanyak 3.697 Jiwa

JAKARTA – Penanganan darurat pasca awan panas guguran Gunung Semeru masih berlangsung pada hari keempat. Bencana letusan tidak hanya berdampak pada jatuhnya korban jiwa dan kerusakan, tetapi juga warga yang mengungsi akibat rusaknya tempat tinggal akibat material vulkanik.

Data terkini Pos Komando (Posko) Tanggap Darurat Bencana Dampak Awan Panas dan Guguran Gunung Semeru pada hari ini, Selasa (7/12), pukul 12.00 WIB, jumlah warga mengungsi mengalami peningkatan menjadi 3.697 jiwa. Warga yang mengungsi ini sebagian besar berada di wilayah Kabupaten Lumajang, sedangkan di Kabupaten Malang hanya terdapat 24 jiwa.

Sebaran titik pengungsian di Kabupaten Lumajang berada di Kecamatan Pronojiwo dengan 9 titik berjumlah 382 jiwa, Kecamatan Candipuro 6 titik 1.136 jiwa, Kecamatan Pasirian 4 titik 563 jiwa, Kecamatan Lumajang 188 jiwa, Kecamatan Tempeh 290 jiwa, Kecamatan Sumberseko 67 jiwa, Kecamatan Sukodono 45 jiwa,

Data korban jiwa tercatat warga luka-luka 56 jiwa, hilang 17 jiwa dan meninggal dunia 34 jiwa, sedangkan jumlah populasi terdampak sebanyak 5.205 jiwa. Terkait dengan jumlah warga yang dinyatakan hilang dan luka, posko masih melakukan pemutakhiran data dan validasi.

Selain dampak korban jiwa, erupsi mengakibatkan 2.970 unit rumah terdampak. Pihak pemerintah daerah masih melakukan pemutakhiran jumlah rumah terdampak maupun tingkat kerusakan. Bangunan terdampak lainnya berupa fasilitas pendidikan 38 unit dan jembatan terputus (Gladak Perak) 1 unit.

Hari keempat pasca erupsi, Presiden Joko Widodo meninjau lokasi terdampak yang berada di Kabupaten Lumajang. Presiden tiba di Lapangan Desa Sumberwuluh, Kabupaten Lumajang, pukul 10.21 WIB. Presiden Jokowi bertemu para penyintas, melihat dapur umum dan meninjau pos Kesehatan serta menyerahkan santunan kepada para ahli waris korban meninggal akibat erupsi.

Sementara itu, Gunung Semeru terpantau mengalami 2 kali gempa letusan dan durasi gempa 55 – 125 detik. Di samping itu, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) menginformasikan terjadi 7 kali gempa guguran dengan durasi 50 – 120 detik. Terkait dengan rekomendasi PVMBG terhadap aktivitas vulkanik Gunung Semeru sebagai berikut.

Pertama, masyarakat tidak beraktivitas dalam radius 1 km dari kawah atau puncak Gunung Semeru dan jarak 5 km arah bukaan kawah di sektor tenggara - selatan, serta mewaspadai awan panas guguran, guguran lava, dan lahar di sepanjang aliran sungai atau lembah yang berhulu di puncak Gunung Semeru. Selanjutnya, radius dan jarak rekomendasi ini akan dievaluasi terus untuk antisipasi jika terjadi gejala perubahan ancaman bahaya.

Kedua, mengimbau masyarakat agar menjauhi atau tidak beraktivitas di area terdampak material awan panas karena saat ini suhunya masih tinggi.

Ketiga, masyarakat perlu mewaspadai potensi luncuran di sepanjang lembah jalur awan panas Besuk Kobokan.

Keempat, masyarakat perlu mewaspadai ancaman lahar di alur sungai atau lembah yang berhulu di Gunung Semeru. Hal tersebut mengingat banyaknya material vulkanik yang sudah terbentuk.

Berita ini dilansir dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana melalui situs https://bnpb.go.id/berita/-update-warga-mengungsi-akibat-letusan-gunung-semeru-sebanyak-3-697-jiwa.

Halaman:
Editor: Agung
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...