Cara Menghitung IPK dan Tips Meningkatkan Nilai Pelajaran
Ada beberapa hal yang perlu diketahui dan dipahami saat memasuki masa peralihan jenjang pendidikan SMA menuju universitas, salah satunya sistem penilaian. Ada perbedaan mencolok antara sistem penilaian SMA dengan universitas.
Dalam dunia perkuliahan, akan ada beberapa istilah yang muncul, seperti SKS, IP, dan IPK. Istilah ini merujuk pada rencana studi serta prestasi yang berhasil diraih oleh mahasiswa. Pada artikel kali ini akan dibahas lebih dalam tentang IPK dan cara menghitungnya.
Pengertian IPK
Di kalangan mahasiswa nilai IPK bukanlah sesuatu yang asing. Nilai yang tertera dalam kartu hasil studi (KHS) ini ditentukan oleh beberapa faktor dengan cara hitung tertentu.
Namun, sebelum membahas lebih jauh tentang cara menghitung IPK, penting untuk mengetahui terlebih dahulu tentang apa saja yang menjadi tolak ukur IPK. Dalam menghitung IPK, Anda perlu memahami terlebih dahulu apa itu SKS dan IP.
Satuan Kredit Semester
SKS atau Satuan Kredit Semester adalah sesuatu yang perlu dipertimbangkan dalam menghitung IPK. Menghitung IPK perlu melibatkan SKS. Setiap mata kuliah memiliki jumlah SKS yang berbeda-beda. Semakin berat mata kuliahnya, SKS-nya biasanya akan semakin besar. Contohnya, skripsi yang memiliki bobot 6 SKS.
Umumnya, 1 SKS akan memakan waktu belajar selama 1 jam tiap minggunya. Setiap semester, beban maksimal yang bisa diambil oleh mahasiswa adalah 24 SKS. Untuk memeroleh gelar sarjana, seorang mahasiswa biasanya diharuskan menuntaskan sebanyak 144-160 SKS.
Indeks Prestasi
Indeks Prestasi atau IP adalah suatu sistem penilaian yang didapat dari jumlah seluruh mata kuliah dalam satu semester. Sehingga, beberapa universitas juga menggunakan istilah IPS atau Indeks Prestasi Semester.
Mengutip kreditpintar.com, secara umum besaran nilai setiap kampus menggunakan nilai A, B, C, dan D. Nilai A biasanya sama dengan 4, B sama dengan 3, C sama dengan 2, dan D sama dengan 1. Nilai tersebut akan menentukan jumlah IP yang diperoleh mahasiswa.
Jumlah total nilai yang didapat sepanjang satu semester nantinya akan dibagi dengan jumlah SKS yang diambil untuk memeroleh nilai IP. Jumlah IP biasanya akan menentukan jumlah SKS yang bisa diambil pada semester selanjutnya.
Sementara itu, IPK atau Indeks Prestasi Kumulatif adalah nilai keberhasilan studi mahasiswa dari semester awal sampai semester akhir. Singkatnya, IPK adalah akumulasi seluruh IP yang diperoleh.
IPK menjadi gambaran keberhasilan mahasiswa selama menempuh jenjang pendidikannya. Nilai ini juga sering dijadikan acuan dalam proses pemberian beasiswa sampai rekrutmen pekerjaan.
Cara Menghitung IPK
Cara menghitung IPK dapat dilakukan dengan mudah menggunakan rumus sebagai berikut:
IPK = Jumlah kumulatif SKS : nilai mata kuliah.
Selain itu, menghitung IPK bisa dilakukan dengan cara menjumlahkan seluruh nilai IP dari semester awal sampai semester terakhir. Kemudian bagi jumlah nilai IP tersebut dengan jumlah semester kuliah yang sudah dilalui.
Contoh, jika seorang mahasiswa memeroleh IP 3,20 pada semester 1 dan IP 3,40 pada semester 2, maka IPK-nya adalah: 3,20 + 3,40 : 2 (semester) = 3,30.
Artinya, jumlah IPK yang diperoleh mahasiswa tersebut selama dua semester adalah 3,30. Nilai IP di atas 3 biasanya tergolong nilai yang baik dan cukup memuaskan. Terlebih jika mahasiswa bisa memeroleh IPK di atas 3,50. Hal ini memperbesar kemungkinan mereka untuk lulus dengan menyandang gelar Cum Laude.
Meningkatkan Nilai IPK
Lalu, bagaimana cara meningkatkan nilai IP dan memeroleh IPK yang memuaskan?
Seperti yang sudah dikatakan sebelumnya, IPK tinggi adalah dambaan setiap mahasiswa. Sebab dengan begitu, mereka akan lebih mudah, khususnya dalam mengikuti program beasiswa. Selain itu, IPK tinggi juga membuka kesempatan untuk dipercaya sebagai asisten dosen.
Meneruskan uraian penerbitbukudeepublish.com, ada beberapa tips yang patut dipraktikkan agar dapat memeroleh IPK tinggi, di antaranya:
- Berkonsentrasi dan fokus ketika dosen sedang memaparkan materi. Untuk memeroleh fokus tersebut Anda bisa mencoba duduk di baris bangku terdepan.
- Cobalah untuk aktif selama mengikuti kelas. Tidak ada salahnya untuk bertanya kepada dosen jika ada materi yang belum Anda pahami. Ini bisa dilakukan baik selama kelas berlangsung maupun di luar kelas.
- Rajin mengikuti kelas. Sebisa mungkin tidak absen jika memang tidak ada keperluan yang mendesak. Apalagi, beberapa universitas mempertimbangkan kehadiran mahasiswa untuk dapat mengikuti ujian akhir semester.
- Jika ada nilai mata kuliah yang masih kurang, Anda bisa mempertimbangkan untuk mengulang mata kuliah tersebut di semester selanjutnya.
- Di luar kegiatan bejalar mengajar formal di kampus, cobalah mengasah wawasan dengan rajin membaca atau berdiskusi dengan sesama teman mahasiswa terkait suatu materi kuliah.