Sistem Ekonomi Tradisional, Pengertian, Ciri-ciri, dan Contohnya
Dalam menjalankan perekonomiannya, setiap negara memiliki sistemnya masing-masing. Sistem ekonomi ini biasanya disesuaikan dengan ideologi, kondisi masyarakat, kondisi perekonomian, serta kondisi sumber daya di negara tersebut.
Dilansir dari laman Ruangguru, sistem ekonomi adalah susunan unsur-unsur ekonomi yang saling berhubungan dan bekerja untuk memecahkan masalah ekonomi serta mencapai tujuan tertentu.
Dalam praktiknya, terdapat beberapa jenis sistem ekonomi yang dapat dijalankan oleh sebuah negara. Salah satunya yaitu sistem ekonomi tradisional yang biasanya diterapkan oleh negara yang bergantung dengan sektor pertanian.
Di artikel ini, akan dijelaskan lebih lanjut terkait sistem ekonomi tradisional, mulai dari pengertian hingga contoh negara yang masih menerapkannya. Berikut di bawah ini ulasannya.
Pengertian Sistem Ekonomi Tradisional
Dikutip dari buku Sistem Ekonomi & Mata Pencaharian karya Prof. Dr. Alo Liliweri, sistem ekonomi tradisional, juga dikenal sebagai sistem ekonomi primitif, adalah sistem ekonomi yang berlandaskan pada nilai-nilai, norma, dan tradisi budaya suatu komunitas.
Sementara itu, dilansir dari laman Majoo, sistem ekonomi tradisional adalah sistem ekonomi yang berdasar pada adat istiadat, sejarah, dan kepercayaan turun-temurun.
Dalam menjalankan perekonomiannya, sistem ekonomi tradisional memiliki titik berat pada kebiasaan dan adat istiadat. Dalam hal ini, tradisi masyarakat berperan besar dalam mengambil keputusan ekonomi, khususnya produksi dan distribusi.
Oleh karena itu, keberadaan sumber daya alam sangat dibutuhkan masyarakat untuk memenuhi kebutuhan hidup untuk jangka waktu singkat.
Dikutip dari situs The Balance, negara yang menganut sistem ekonomi tradisional adalah negara-negara yang termasuk ke dalam kelompok berkembang, seperti negara-negara di Asia, Afrika, Amerika Latin, dan Timur Tengah.
Saat ini, beberapa sistem ekonomi tradisional yang dianut telah berkembang menjadi tipe campuran yang menggabungkan unsur-unsur dari kapitalisme, sosialisme, atau komunisme.
Ciri-ciri Sistem Ekonomi Tradisional
Dikutip dari modul EKONOMI untuk pembelajaran SMA dari Kemendikbud, berikut ini beberapa ciri-ciri yang dimiliki sistem ekonomi tradisional, yaitu:
- Belum ada pembagian kerja/spesialisasi dalam kegiatan ekonomi.
- Menerapkan sistem barter dalam kegiatan perdagangan.
- Jenis produksi ditentukan sesuai kebutuhan.
- Hubungan masyarakat bersifat kekeluargaan.
- Umumnya bertumpu pada sektor agraris.
- Kegiatan ekonomi terikat pada adat istiadat.
- Alat produksi masih sederhana.
- Teknik produksi dipelajari secara turun temurun dan telah melekat di tengah masyarakat.
- Menjadikan kekayaan alam sebagai sumber penghidupan utama.
Kelebihan dan Kekurangan Sistem Ekonomi Tradisional
Setiap sistem ekonomi memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Hal yang sama juga berlaku untuk sistem ekonomi tradisional. Adapun kelebihan dan kekurangan yang dimiliki sistem ekonomi ini, yaitu:
1. Kelebihan Sistem Ekonomi Tradisional
- Memotivasi masyarakat untuk menjadi produsen.
- Terhindar dari persaingan tidak sehat karena produksi tidak ditujukan untuk mencari keuntungan.
- Sistem barter membuat masyarakat cenderung jujur.
- Mendorong kerja sama dan kerukunan individu dalam kelompok masyarakat.
- Perekonomian cenderung stabil.
- Alam relatif terjaga, karena tak ada eksploitasi.
2. Kekurangan Sistem Ekonomi Tradisional
- Kegiatan ekonomi dilakukan hanya untuk memenuhi kebutuhan hidup saat ini.
- Sulit mempertemukan kedua belah pihak yang saling membutuhkan.
- Produktivitas rendah.
- Sulit menetapkan ukuran dari barang yang ditukarkan.
- Kualitas barang hasil produksi rendah.
- Kegiatan ekonomi tidak meningkatkan taraf hidup masyarakat.
- Masyarakat kurang berkembang karena cenderung menolak perubahan.
Contoh Negara dan Wilayah yang Masih Menganut Sistem Ekonomi Tradisional
Saat ini, hanya sedikit negara yang menganut sistem ekonomi tradisional. Sistem ekonomi tradisional biasanya terdapat di daerah pedalaman dan terpencil yang terisolasi dari dunia luar.
Di Indonesia sendiri, sistem ekonomi tradisional masih dianut oleh masyarakat di desa terpencil dengan akses yang sulit ditempuh. Daerah atau negara yang menganut sistem ekonomi tradisional adalah sebagai berikut:
1. Lembah Baliem
Lembah Baliem merupakan lembah di pegunungan Jayawijaya, Papua. Penduduk Lembah Baliem terdiri dari suku Dani, suku Lani, dan suku Yali.
Sistem ekonomi yang diterapkan di Lembah Baliem masih terbilang sistem ekonomi tradisional. Sebagian besar penduduk Lembah Baliem memiliki mata pencaharian bercocok tanam dengan berbagai hasil kebun, seperti pisang, tebu, ubi jalar, dan tembakau. Peralatan yang digunakan untuk bercocok tanam masih sederhana, seperti tongkat dari kayu yang berbentuk linggis dan kapak batu.
Di sisi lain, penduduk Lembah Baliem, khususnya suku Dani melakukan ternak babi. Bagi suku Dani, anggota tubuh babi memiliki kegunaan sebagai sumber makanan, perlengkapan upacara adat, hiasan, dan juga dapat diolah sebagai pisau.
Tidak jarang, babi digunakan sebagai alat tukar antar penduduk (barter). Sementara itu, beberapa penduduk Lembah Baliem juga melakukan perdagangan, seperti berdagang kayu, kulit binatang, bulu burung, dan kapak.
2. Papua Nugini
Dilihat dari tingkat ekonominya, Papua Nugini merupakan salah satu negara termiskin di dunia. Meskipun memiliki sumber daya alam yang melimpah, namun pengelolaan sumber daya alam tersebut terhambat oleh tingginya biaya infrastruktur pendukung dan juga medan yang sulit untuk ditempuh.
Sebagian besar mata pencaharian masyarakat Papua Nugini adalah bercocok tanam, mulai dari kakao, karet, kelapa, kelapa sawit, kopi, singkong, talas, teh, dan ubi jalar.
3. Malawi
Malawi adalah sebuah negara di daratan Afrika bagian selatan. Sebagian besar penduduk Malawi tinggal di daerah pedesaan.
Perekonomian negara Malawi didominasi oleh sektor pertanian. Sayangnya, hingga saat ini masih terdapat konflik sosial dan ekonomi di Malawi, seperti kurangnya akses kesehatan, pendapatan penduduk yang sangat rendah, serta kualitas pendidikan yang buruk.
4. Mbaiki
Mbaiki adalah ibukota negara Republik Afrika Tengah. Sebagian besar mata pencaharian penduduk Mbaiki adalah bekerja sebagai petani kayu dan kopi.
Sayangnya, hingga saat ini masih terdapat beberapa masalah krusial, seperti kurangnya akses kesehatan yang mengakibatkan tingginya angka kematian, kemiskinan, dan sedikitnya jumlah anak-anak yang bisa mengenyam pendidikan dengan layak.
5. Mobaye
Mobaye adalah sebuah desa tradisional yang berada di Afrika Tengah. Mobaye sering mengalami krisis ekonomi dan konflik antar penduduk. Dihuni oleh 7.000 penduduk, pasokan listrik di Mobaye masih sangat langka, sehingga mempengaruhi kualitas hidup dan tingkat perekonomian.