Pesawat Boeing 737 Milik Ukraina Airlines Jatuh di Iran
Pesawat Boeing 737 - 800 milik Ukraine International Airlines jatuh setelah lepas landas dari bandara Imam Khomeini, Iran. Pesawat ini mengangkut 180 penumpang dan awaknya.
Dikutip dari Bloomberg, media lokal Iran menginformasikan bahwa pesawat jatuh saat lepas landas akibat masalah teknis.
Situs Flightradar 24 menunjukkan bahwa pesawat tersebut meninggalkan Iran pukul 02.42 waktu setempat menuju Bandara Internasional Kyiv's Boryspil di Ukraina.
Boeing 737-800 merupakan varian pendahulu dari Boeing 737 Max yang dilarang terbang setelah insiden jatuhnya pesawat Lion Air dan Ethiopian Airlines. Sekitar 5 ribu unit pesawat Boeing 737-800 telah diproduksi sejak 1997 dengan catatan keselamatan yang baik.
Pesawat milik Ukraine International Airlines diketahui baru berumur sekitar 4 tahun. Boeing belum memberikan tanggapan dan belum ada informasi lebih lanjut terkait kecelakaan tersebut.
(Baca: Pesawat Ukraina Airlines Jatuh di Iran, 176 Penumpang dan Awak Tewas )
Pada bulan lalu, Boeing memutuskan untuk menyetop sementara produksi 737 Max 8 mulai Januari 2020. Keputusan ini diambil usai Administrasi Penerbangan Federal atau FAA menghentikan sertifikasi izin pesawat tersebut.
"Sebagai hasil dari evaluasi, kami telah memutuskan untuk memprioritaskan pengiriman pesawat yang disimpan dan untuk sementara menangguhkan produksi 737 mulai bulan depan," tulis manajemen Boeing dalam keterangan resmi, Selasa (17/12).
Boeing mencatat, saat ini masih memiliki 400 unit pesawat 737 Max di gudang penyimpanan. Adapun terkait jumlah pekerja pabrik yang terdampak penghentian produksi, perusahaan akan memindahkan sementara para karyawan ke tim produksi lain.
(Baca: Boeing Setop Sementara Produksi 737-Max Mulai Januari 2020)
Boeing merupakan perusahaan kedirgantaraan terbesar di dunia yang memproduksi pesawat terbang komersial maupun militer serta satelit. Sebelum insiden kecelakaan pesawat Lion Air dan Ethiopian Airlines, produsen pesawat AS ini selalu mendapatkan pesanan pesawat dari berbagai maskapai di dunia. Berikut data pesanan pesawat Boeing seperti yang digambarkan dalam databoks.
Selain menyetop produksi, Boeing juga baru saja resmi memecat CEO Dennis Muilenburg pada akhir bulan lalu. Ini dilakukan memulihkan kepercayaan terhadap perusahaan.
Boeing tengah terperosok dalam krisis keuangan usai kecelakaan jatuhnya pesawat 737 Max 8 yang dioperasikan Lion Air dan Ethiopian Airlines pada Oktober 2018 dan Maret 2019. Kedua kecelakaan tersebut menewaskan hampir 350 orang dan membuat Boeing harus mendaratkan pesawat jenis 737 Max Jet selama 10 bulan.
Insiden kecelakaan dan penghentian produksi pesawat Boeing 737 membuat harga saham perusahaan anjlok dalam 9 bulan terakhir. Pabrikan pesawat AS ini ditaksir mengalami kerugian mencapai US$ 9 miliar.