Heboh Rencana PPKM Darurat, Dana Asing Kabur Rp 4,56 Triliun Pekan Ini

Agatha Olivia Victoria
2 Juli 2021, 18:58
modal asing, PPKM darurat, rupiah, ppkm mikro darurat, aliran modal asing
Arief Kamaludin|KATADATA
Ilustrasi. Kurs rupiah sepanjang pekan ini pun melemah 0,74% dan ditutup di level Rp 14.532 per dolar AS.

Bank Indoneesia mencatat modal asing keluar dari pasar keuangan domestik mencapai Rp 4,13 triliun terdampak lonjakan kasus Covid-19 dan rencana penerapan pemberlakukan pembatasan kegiatan masyarakat atau PPKM darurat. Kurs rupiah sepanjang pekan ini pun melemah 0,74% dan ditutup di level Rp 14.532 per dolar AS. 

Direktur Eksekutif Kepala Departemen Komunikasi Bank Indonesia Erwin Haryono mengatakan bahwa modal asing keluar Rp 4,56 triliun di pasar keuangan sepekan ini. "Terdiri dari jual neto di pasar surat berharga negara sebesar Rp 4,13 triliun dan di pasar saham Rp 520 miliar," ujar Erwin dalam keterangan resminya, Jumat (2/7).

Kendati demikian, masih tercatat nett inflow di pasar keuangan domestik selama tahun 2021 sebesar Rp 14,96 triliun. Di sisi lain, premi risiko investasi Indonesia alias credit default swap lima tahun naik dari 72,08 basis poin (bps) per 25 Juni 2021 menjadi 73,5 bps per 1 Juli 2021.

Selain itu, bank sentral mencatat imbal hasil atau yield SBN Indonesia 10 tahun stagnan di level 6,56% pagi ini. Sementara yield surat utang AS tenor 10 tahun turun ke level 1,458%.

Pergerakan modal asing dan kurs rupiah dalam satu pekan ini diwarnai lonjakan kasus Covid-19 dalam negeri, rencana pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) darurat, serta penantian data tenaga kerja Negeri Paman Sam. Menurut Direktur PT TRFX Garuda Berjangka Ibrahim, rilis data ketenagakerjaan AS nanti malam dapat mempengaruhi sikap hawkish Bank Sentral AS, The Fed baru-baru ini terhadap kebijakan moneter.

Departemen Tenaga Kerja AS diperkirakan akan melaporkan peningkatan nonfarm payrolls meningkat 690.000 pada bulan Juni 2021. Perkiraan tersebut setelah naik 559.000 pada bulan Mei, menurut jajak pendapat Ekonom Reuters. Sementara, tingkat pengangguran diperkirakan turun menjadi 5,7%, dari 5,8%.

Ibrahim juga menilai investor juga masih mencerna data IMP manufaktur yang dirilis Institute of Supply Management (ISM) dini hari tadi . Data PMI AS sedikit lebih rendah dari perkiraan pada bulan Juni. "PHK AS juga jatuh ke level terendah 21 tahun pada bulan lalu," kata Ibrahim dalam hasil risetnya, Jumat (2/7).

Dari dalam negeri, Ibrahim berpendapat bahwa pelaku pasar mulai mengapresasi kebijakan PPKM darurat di Pulau Jawa dan Bali guna memitigasi persebaran varian baru corona. Langkah tersebut sejalan dengan prasyarat pemulihan ekonomi yang belakangan ini digadang-gadang oleh pemangku jabatan maupun masyarakat luas.

Pemerintah, menurut dia, sangat berharap PPKM Darurat dibarengi dukungan masyarakat untuk disiplin menerapkan protokol kesehatan pencegahan Covid-19 sehingga efektif menurunkan kasus baru. "Jika PPKM darurat efektif menekan kasus baru, maka dampak pembatasan mobilitas ke pertumbuhan ekonomi dapat dimitigasi," ujar dia.

Presiden Joko Widodo akhirnya mengumumkan PPKM darurat untuk memutus rantai penularan Covid-19, kemarin.  Pembatasan ini akan berlaku mulai Sabtu (3/7) sampai Selasa (20/7).

Usai pengumuman kebijakan itu, mata uang Garuda sempat tertekan cukup dalam tetapi berbalik menguat usai adanya pernyataan, baik dari Presiden Jokowi maupun Menteri Maritim dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan terkait detail PPKM darurat. Dalam pernyataan mereka, kebijakan tersebut hanya berlaku pada kawasan Jawa-Bali, serta tidak seketat pembatasan pada awal pandemi.

Pekan depan, Ibrahim memperkirakan rupiah akan bergerak berfluktuatif pada rentang Rp. 14.520 - 14.570 per dolar AS dengan kecenderungan melemah.

Kasus baru Covid-19 kembali mencetak rekor pada Jumat (2/7). 

Reporter: Agatha Olivia Victoria
Editor: Agustiyanti

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...