Menkes Targetkan Suntik 1 Juta Vaksin Corona Per Hari Tercapai Juni
Target vaksinasi Covid-19 sebanyak satu juta orang per hari yang dicanangkan Presiden Joko Widodo belum juga tercapai. Namun, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin memperkirakan target tersebut baru tercapai pada Mei-Juni seiring bertambahnya stok vaksin.
Budi menjelaskan saat ini vaksinasi masih terkendala terbatasnya stok vaksin. Pada Maret, vaksinasi virus corona baru mencapai angka 300 ribu orang per hari lantaran stok hanya mencapai 15 juta dosis per bulan.
Namun ia yakin angka tersebut akan meningkat secara bertahap seiring dengan bertambahnya pasokan vaksin di Tanah Air. "Mei-Juni (stok vaksin) 25 juta per bulan. Jadi kami naikkan (target vaksinasi) ke 500 ribu sampai satu juta orang per hari," kata Budi dalam rapat kerja dengan Komisi IX Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) di Gedung Parlemen, Jakarta, Senin (15/3).
Budi memperkirakan stok vaksin bakal terus meningkat pada Juli-Desember. Dalam periode tersebut, pasokan diperkirakan mencapai 250 juta dosis per bulan.
Dengan pasokan tersebut, maka angka vaksinasi bisa meningkat menjadi 1 juta-1,5 juta orang per hari. "Sehingga kami perlu tingkatkan kapasitas vaksinasi," ujar dia.
Hingga 14 Maret pukul 18.00 WIB, vaksinasi telah dilakukan kepada 4.028.275 orang atau 10% dari seluruh target vaksinasi. Adapun, vaksinasi kepada lansia dan petugas publik bisa mencapai 326.487 orang per hari.
Budi mengatakan sebanyak 2,5 juta dosis vaksin Astrazeneca dari Covax/GAVI akan tiba pada 22 Maret. Sebelumnya, vaksin Astrazeneca yang sudah masuk di Tanah Air sebanyak 1,1 juta dosis.
Setelah itu, sebanyak 7,8 juta merek vaksin yang sama akan tiba pada 22 April. Selebihnya, 199.200 dosis Astrazeneca akan dikirim pada Mei 2021. "Kami harapkan sampai akhir tahun (pasokan seluruh vaksin) menjadi 54 juta," katanya.
Selain vaksin impor, RI saat ini juga sedang mengembangkan dua serum kekebalan Covid-19 yakni Vaksin Merah Putih dan Vaksin Nusantara. Namun Presiden Joko Widodo meminta pengembangan dua vaksin tersebut sesuai kaidah klinis dan sains.
Jokowi mengatakan seluruh proses ini perlu dijalani sesuai aturan demi memastikan vaksin yang aman dan efektif mengatasi pandemi. “Harus mengikuti kaidah sains, keilmuan dan uji klinis yang dilakukan sesuai prosedur, terbuka, transparan serta melibatkan banyak ahli,” kata Jokowi dalam pernyataan virtualnya, Jumat (12/3).