Menkes Ingin Polemik Vaksin Nusantara Diputuskan Lewat Forum Ilmiah
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan dirinya mendukung keberadaan vaksin lokal untuk memutus penularan Covid-19, termasuk vaksin Nusantara. Meski demikian, seluruh pengembangan vaksin harus melalui proses pengujian yang benar.
Salah satu pengujian dilakukan lewat Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) hingga forum dan jurnal ilmiah. Ia juga meminta semua pihak tak menghabiskan waktu berdebat di media massa dan media sosial terkait vaksin Nusantara.
“Itu hanya menghabiskan energi kita,” kata Budi dalam sebuah webinar yang diselenggarakan Kementerian Kesehatan, Minggu (18/4).
Pengembangan vaksin Nusantara terus ramai sepanjang pekan lalu usai sejumlah politisi menyatakan dukungan dan siap disuntik. Beberapa yang memberikan dukungan antara lain politisi Partai Golkar Aburizal Bakrie, mantan Panglima Tentara Nasional Indonesia Gatot Nurmantyo hingga Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Sufmi Dasco Ahmad.
Dasco beralasan keikutsertaannya lantaran mendukung vaksin buatan dalam negeri. “Adanya Vaksin Nusantara akan menambah kekayaan vaksin, apalagi ini produksi dalam negeri,” katanya.
Di sisi lain, vaksin yang dikembangkan Terawan Agus Putranto ini belum mendapatkan lampu hijau BPOM untuk menjalani uji klinis kedua. Kepala BPOM Penny K Lukito mensyaratkan perbaikan harus dilakukan, jika pengembangan vaksin Nusantara ingin berlanjut.
"Ada koreksi dari BPOM dan harus ada perbaikan dulu kalau mau maju ke fase kedua," kata Penny saat konferensi pers di PT Bio Farma (Persero), Bandung, Jumat (16/4).
Adapun Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Prof Wiku Adisasmito mengatakan vaksin tersebut dikembangkan di Amerika Serikat dan menjalani uji coba di Indonesia. Wiku berharap tim pengembang vaksin tersebut mau mengikuti prosedur di BPOM untuk menyelesaikan perizinan.
“Kalau memenuhi kriteria tersebut tentunya Pemerintah akan memberikan dukungan,” kata Wiku dalam konfernesi pers virtual, Kamis (15/4).
Kementerian Kesehatan juga menemui Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat (TNI AD) dan BPOM untuk membahas vaksin berbasis sel dendritik itu pada Pagi ini (19/4). “Rencananya iya (ada pertemuan dengan TNI AD bahas vaksin Nusantara),” kata Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmizi kepada Katadata.co.id, Senin (19/4).
Sebagaimana diketahui, Vaksin Nusantara yang di Indonesia diperkenalkan oleh dr Terawan, menggunakan metode sel dendritik yang dikembangkan oleh AIVITA. Perusahaan ini dipimpin oleh ilmuwan yang mengedepankan metode sel punca, Prof. dr. Hans Keirstead PhD.