Jumlah Koalisi Parpol Diharapkan Di Atas Dua Agar Banyak Opsi Capres

Sejumlah partai dan tokoh politik tengah sibuk merangkai koalisi menjelang Pemilihan Presiden 2024. Pengamat berharap jumlah koalisi parpol setidaknya bisa mencapai empat pihak agar masyarakat memiliki beragam opsi.
Pengamat Politik Universitas Al-Azhar Indonesia Ujang Komarudin merasakan saat ini ada pihak-pihak yang merancang agar jumlah pasangan calon presiden dalam setiap Pilpres hanya dua. Menurutnya, hal tersebut tidak akan melahirkan pemimpin yang bagus lantaran tak banyak pilihan.
"Saya mendorong paling tidak tiga sampai empat pasangan calon. Semakin banyak pilihan semakin bagus,," kata Ujang dalam Peluncuran Survei Politik Kurious, Selasa (21/2).
Ujang memetakan jumlah koalisi partai politik saat ini baru dua yakni Koalisi Indonesia Baru atau KIB dan Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya atau KIR.
Partai politik yang tergabung dalam KIB adalah Partai Golkar, Partai Amanat Nasional, dan Partai Persatuan Pembangunan. Sementara itu, partai politik di KIR adalah Partai Gerindra dan Partai Kebangkitan Bangsa.
Ujang menilai Koalisi Perubahan atau KP masih belum terbangun sampai saat ini. Adapun, partai politik dalam KP adalah Partai Demokrat, Partai Keadilan Sejahtera, dan Partai Nasional Demokrat. "Jadi, capresnya sudah ada, tapi hitam di atas putih belum," kata Ujang.
Ia menilai pembentukan KP mulai goyah pasca Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh bertamu ke Istana Merdeka dan menemui Presiden Joko Widodo. Walau demikian, Ujang berharap agar KP tetap terbentuk dan mengirimkan tiket pada Pilpres 2024.
"Biar ada pilihan dan perspektif bahwa kalangan di luar Istana Presiden bisa jadi capres," ujar Ujang.
Ujang menyampaikan pihak terakhir yang dapat mengirimkan capres ke Pilpres 2024 adalah Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan atau PDIP. Hal tersebut dimungkinkan lantaran kursi partai banteng di parlemen mencapai 128 kursi atau sekitar 22 persen.
Alhasil, Ujang menilai PDIP memungkinkan untuk tidak bergabung atau membentuk koalisi partai politik untuk ikut dalam Pilpres 2024. Oleh karena itu, Ujang berpendapat pergerakan politik PDIP akan menentukan arah Pilpres 2024.
"Saat ini semua pihak sedang menunggu siapa yang akan dijadikan calon presiden oleh PDIP.," katanya.
Sebelumnya, Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar mengatakan akan mengadakan pertemuan dengan Partai Golkar. Selain silaturahmi politik, ia akan mengajak partai beringin untuk bergabung dengan koalisi bersama Partai Gerindra.
Sedangkan Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto memberikan sinyal pihaknya siap berkoalisi dengan partai lain. Namun, PDIP akan mencoba mendekati parpol yang tergabung di koalisi pemerintahan Joko Widodo dan Ma'ruf Amin terlebih dulu.
PDIP juga siap berdialog dengan Partai NasDem, namun tetap berpotensi buntu jika membahas capres. "Kalau dialog dalam konteks capres dan cawapres, sepertinya ada perbedaan," kata Hasto di Rangkasbitung, Banten, Minggu (19/2) dikutip dari Antara.