Cerita Jahitin.com 'Menyulap' Nasib Penjahit yang Terpukul Pandemi

ANTARA FOTO/Anis Efizudin/foc.
Ilustrasi. Industri tekstil menjadi salah satu yang paling terdampak pandemi virus corona.
Editor: Agustiyanti
28/6/2020, 10.22 WIB

Industri tekstil menjadi salah satu yang paling terdampak pandemi virus corona. Kondisi ini pun sempat membuat Orinda Faradina kebingungan.

Sebelum pandemi, ia selalu kebanjiran pesanan untuk menjahit pakaian terutama menjelang Lebaran. Pesanan baju pesta pun cukup tinggi setelah Lebaran karena banyak orang yang biasanya menggelar pesta pernikahan.

Namun tahun ini, berkah tersebut tak tampak di depan mata. "Waktu pandemi kan agak menurun permintaan karena orang berpikir bagaimana agar usaha ini terus jalan. Akhirnya, saya ikut join sebagai mitra Jahitin.com," ujar Orinda dalam diskusi daring Katadata Insight Center bertajuk 'Kebangkitan UMKM di Era Pandemi Covid-19' di Jakarta, Sabtu (27/6).

Setelah bergabung sebagai mitra, ia pun mendapatkan pelatihan dan beralih menjahit masker. "Alhamdulillah feedbacknya cukup bagus, karena desain juga unik dan dapat disesuaikan dengan pemesannya," kata dia.

Jahitin.com adalah perusahaan rintisan yang menghubungkan penjahit rumahan dengan pelanggan yang membutuhkan jasa menjahit. Startup yang didirikan pada 2006 ini melihat ada peluang lain pada industri tekstil saat binis terpukul akibat pandemi corona dengan mengubah bisnis mitra-mitra mereka menjadi pembuat masker kain.

(Baca: 3 Tips Bagi Freelance Untuk Bertahan Hadapi Pandemi & Normal Baru)

Pendiri Jahitin.com Asri Wijayanti bercerita prihatin pada kondisi para penjahit dan pekerja di sektor tekstil yang sangat terpukul ekonominya akibat pandemi corona. Oleh karena itu, pelatihan yang sudah dilaksanakan pihaknya sejak awal berdiri diarahkan untuk membuat masker kain, produk yang tengah dibutuhkan di era pandemi ini.

Halaman:
Reporter: Tri Kurnia Yunianto