Jaga Pasokan Pangan, Bulog Usulkan Investasi Pertanian di Luar Negeri

ARIEF KAMALUDIN | KATADATA
Penulis: Michael Reily
Editor: Ekarina
25/9/2018, 07.00 WIB

Perum Bulog menyatakan sempat membahas usulan kepada Menteri Pertanian Amran Sulaiman untuk berinvestasi dan menyimpan cadangan beras pemerintah di negara lain. Hal dilakukan untuk memperkuat pasokan beras pemerintah dalam upaya menjaga ketahanan pangan dalam negeri. 

Direktur Utama Bulog Budi Waseso menjelaskan usulan itu meniru skema ketahanan pangan yang sudah lebih dulu di dilakukan  Tiongkok. "Cara Tiongkok intervensi pangan adalah investasi pertanian di negara lain," kata Budi di Jakarta, Senin (24/9).

Dia menjelaskan, ketahanan pangan harus mencontoh negara-negara yang sistem pertaniannya lebih maju. Sebab, kesejahteraan petani di Jepang, Selandia Baru, Thailand, Australia, dan Tiongkok lebih tinggi dibandingkan Indonesia.

(Baca : Bulog Datangkan 1,84 Juta Ton Beras Impor Hingga September)

Menurut Budi, investasi di negara lain bakal memudahkan pengelolaan pasokan beras Bulog. Sebab, jika tak dibutuhkan, beras tersebut bisa menjadi tambahan ekspor. "Beberapa negara berkembang sudah menawarkan kepada kami," ujarnya.

Pengamat Pangan dan Pertanian Bayu Krisnamurthi memberi tanggapan positif atas ide Bulog untuk berinvestasi di luar negeri. Menurutnya,  dengan ekspansi ke luar, perusahaan pelat merah bidang pangan asal Indonesia setidaknya memiliki peluang menjadi pusat logistik terbesar di Asia.

(Baca : Mendag Sebut Impor Beras 2 Juta Ton Bukan Karena Situasi Politik)

Investasi luar negeri pun dapat memudahkan perdagangan beras di pasar internasional. "Bisa dengan mulai punya stok beras milik Bulog di Thailand," kata Bayu.

Selain itu, Bulog juga  bisa mencoba bekerja sama dengan pengusaha dalam negeri seperti melalui Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia untuk meningkatkan jangkauan distribusi kepada masyarakat.

Ketua Umum Kadin Rosan Roeslani pun menyambut secara positif tawaran Bulog."Kami mencoba sistem kemitraan dan konsep kerja sama supaya ketahanan pangan Indonesia punya nilai tambah," ujar Rosan.

Reporter: Michael Reily