KATADATA ? Perlambatan pertumbuhan ekonomi memberikan pengaruh pada melambatnya pertumbuhan penjualan mie instan dalam negeri. Asosiasi Produsen roti, Biskuit dan Mie (Arobim) mencatat pertumbuhan volume penjualan mie instan tahun lalu ikut melambat karena perlambatan ekonomi.
Menurut Ketua Umum Arobim Sribugo Suratmo, pertumbuhan penjualan mie instan tahun lalu hanya 8 persen. Padahal tren pertumbuhan sebelumnya rata-rata mencapai 10 persen per tahun. Tahun lalu, penjualan mie instan di pasar dalam negeri, masih di bawah target sebesar 18 miliar. Volume penjualannya mencapai 17,82 miliar bungkus, dari penjualan pada 2012 sebanyak 16,5 miliar.
?Tahun lalu, penjualan mie instan melambat, karena daya beli yang turun,? ujar Sribugo kepada Katadata, Senin (26/5).
Asosiasi perusahaan mie instan dunia (World Instan Noodle Association/WINA) juga menyebut pertumbuhan volume penjualan mie instan di Indonesia tahun lalu melambat. Asosiasi yang memiliki anggota di Indonesia, yakni PT Indofood Sukses Makmur Tbk, PT Wings Surya dan PT Nissinmas ini, mencatat volume penjualan mie instan di Indonesia tahun lalu sebesar 14,9 miliar bungkus.
Angka volume penjualan tersebut hanya tumbuh 1 persen dibandingkan volume penjualan pada 2012 sebesar 14,75 miliar bungkus. Padahal pertumbuhan volume penjualan pada 2012 mencapai 1,5 persen.
Melambatnya penjualan mie instan ini juga dirasakan oleh PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk, produsen mie instan terbesar yang memiliki pabrik berkapasitas 16 miliar. Berdasarkan laporan tahunan perseroan, sepanjang 2013 Indofood CBP menjual 12,65 miliar bungkus mie instan merek Indomie, Supermi, Sarimi, dan Pop Mie.
Volume penjualan perseroan tahun lalu hanya tumbuh 4,3 persen. Padahal pada 2012, volume penjualannya sudah tumbuh 9,7 persen. Meski demikian, perseroan masih menguasai 71 persen penjualan tahun lalu
Melambatnya pertumbuhan volume penjualan, juga tidak serta merta diikuti perolehan nilai penjualan. Total nilai penjualan di tahun 2013 meningkat 12,9 persen menjadi Rp17,32 riliun dari Rp15,34 triliun di tahun sebelumnya. Hal ini terjadi, karena tahun lalu perseroan menaikan harga jual produknya sebesar 8,26 persen.
Walaupun penjualan mie instan di Indonesia melambat, WINA menyebut pertumbuhan penjualan mie instan dunia tahun lalu lebih tinggi dari pertumbuhan pada 2012. Penjualan mie instan dunia sepanjang 2013 mencapai 105,59 miliar bungkus, naik 4,1 persen dibandingkan penjualan tahun 2012 sebanyak 101,47 miliar bungkus. Pertumbuhannya lebih tinggi dari 2012 yang hanya tumbuh 3,36 persen, dari volume penjualan 2011 sebanyak 98,17 miliar bungkus.
Tahun ini Arobim tetap optimis pertumbuhan volume penjualan masih bisa lebih tinggi dari tahun lalu. Makanya, tahun ini Arobim menargetkan penjualan tumbuh 10 persen mencapai 19,6 miliar bungkus.