Perjalanan kereta api ringan atau LRT hari ini sempat tertunda sekitar 40 menit. Keterlambatan ini diakibatkan pintu yang tidak bisa tertutup pada salah satu rangkaian LRT di Stasiun Cikunir.
PT Kereta Api Indonesia (Persero) atau KAI mengatakan masalah tersebut sudah diatasi. Rangkaian LRT dengan gangguan pintu tersebut telah dikirimkan ke Depo LRT Jatimulya untuk dievaluasi PT Industri Kereta Api (Persero) atau INKA.
"Perawatan sarana LRT hingga saat ini masih di bawah tanggung jawab INKA, sehingga kami mengoordinasikan penanganan sarana tersebut dengan tim dari INKA," kata Manager Public Relations LRT Jabodebek KAI Kuswardoyo kepada wartawan, Rabu (30/8).
Selain di Stasiun LRT Cikunir 1, gangguan juga terjadi di Stasiun Halim. Gangguan yang dimaksud adalah matinya aliran listrik di TPSS atau gardu traksi di Stasiun LRT Halim yang menyebabkan gangguan operasional LRT.
Kuswardoyo mengatakan saat ini rangkaian yang melalui Stasiun LRT Halim telah berjalan dengan normal. Menurutnya, Operator LRT telah berkoordinasi dengan PT Adhi Karya Tbk selaku pihak yang bertanggung jawab atas gardu traksi tersebut.
"Kami mohon maaf atas gangguan yang terjadi pada perjalanan LRT hari ini dan mengakibatkan kekurang nyamanan bagi pengguna jasa LRT Jabodebek," ujar Kuswardoyo.
Moda kereta ringan ini telah diresmikan oleh Presiden Joko Widodo pada Senin (28/8). Meski demikian, transportasi umum terbaru itu hanya berjalan pada 05.00 WIB hingga 20.00 WIB pada awal masa operasional.
Direktur Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan Mohamad Risal Wasal mengatakan total LRT yang dioperasikan pada dua minggu pertama hanya 12 rangkaian. Jumlahnya akan terus ditingkatkan setiap dua minggu hingga akhirnya ditambahkan 27 rangkaian LRT.
"Nantinya, lebih kurang sehari ada 467 perjalanan kereta api ringan Jakarta-Bekasi dan Jakarta-Cibubur," kata Risal di Stasiun LRT Dukuh Atas, Senin (28/8).