Turki akan Bawa Israel ke Mahkamah Pidana Internasional
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menyatakan akan melakukan segala cara untuk membawa Israel ke Mahkamah Pidana Internasional (ICC). Dia menilai Israel telah melakukan pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM) dan kejahatan perang terhadap Palestina.
Erdogan mengeluarkan pernyataan itu di hadapan para wartawan di dalam pesawat kepresidenan sepulang dari Kazakhstan, setelah menghadiri pertemuan puncak Organization of Turkic States (OTS). OTS sebelumnya disebut Turkic Council atau Dewan Kerjasama Negara-Negara Berbahasa Turki. Organisasi ini terdiri dari negara-negara berbahasa Turki, yakni Azerbaijan, Kazakhstan, Kyrgyzstan, Turki, dan Uzbekistan.
Dia mengatakan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu bukan lagi seseorang yang dapat diajak bicara dengan baik. Makanya, Turki telah memutus hubungannya dengan Israel.
Dia mengatakan Netanyahu telah kehilangan dukungan dari rakyat Israel. Menurutnya, perdana menteri Israel itu ingin menggalang dukungan untuk melanjutkan serangan terhadap Palestina dengan menggunakan retorika agama.
“Saya telah mengatakan sesuatu dalam pidato saya dalam aksi mendukung Palestina. Saya mengumumkan bahwa kami akan mendukung inisiatif yang akan membawa pelanggaran hak asasi manusia dan kejahatan perang Israel ke Mahkamah Pidana Internasional," kata Erdogan, seperti dilaporkan Anadolu, Minggu (5/11). "Otoritas-otoritas terkait kami, terutama kementerian luar negeri, akan melaksanakan pekerjaan ini."
Erdogan juga mengatakan Turki siap bertindak sebagai negara penjamin bagi Gaza setelah pertempuran ini. Dia juga menegaskan kembali dukungan Turki bagi rakyat Gaza di tengah agresi Israel yang terus berlanjut.
Tentara Israel telah memperluas serangannya melalui udara dan darat di Jalur Gaza, yang telah menjadi sasaran serangan udara tanpa henti sejak Hamas menyerang Israel pada 7 Oktober 2023. Sedikitnya 9.227 warga Palestina, sebagian besar anak-anak dan perempuan, meninggal dalam serangan Israel sejak saat itu, sementara jumlah korban jiwa di Israel telah mencapai 1.500 orang, menurut angka resmi pemerintah.
Pengepungan Israel di Jalur Gaza juga telah menyebabkan pasokan kebutuhan pokok bagi 2,3 juta penduduk Gaza semakin tipis. Sejumlah fasilitas kesehatan dan rumah sakit menjadi sasaran serangan dan banyak yang sudah berhenti beroperasi. Bahkan, Israel diduga berencana memindahkan seluruh warga Palestina yang ada di Gaza ke Sinai, Mesir.