Putra mantan pemimpin Filipina Rodrigo Duterte yakni Sebastian Duterte pada Minggu (28/1) mendesak Presiden Ferdinand Marcos Jr mengundurkan diri. Ia menyebut presiden malas dan tidak peduli dengan orang lain.
“Kamu malas dan kurang kasih sayang. Itu sebabnya kami tidak bahagia,” kata Sebastian dikutip dari Reuters, Senin (29/1).
Hubungan dua keluarga yang berpengaruh secara politik retak setelah putri Rodrigo Duterte yakni Sara yang menjadi wakil presiden Marcos Jr dalam Pemilu 2022.
Sebastian menyebut Marcos Jr menyimpang dari kebijakan anti-narkoba dan kebijakan luar negeri pemerintahan pendahulu. Imbas pelonggaran kebijakan ini, ia menilai kejahatan kembali merajalela.
Wali Kota Davao itu menuduh Marcos membahayakan warga Filipina yang tidak bersalah dengan mengizinkan orang Amerika masuk, sehingga memperluas akses AS ke pangkalan militer, termasuk yang dekat dengan Taiwan. Sementara itu, Duterte telah menjalin hubungan dengan Cina.
Sebastian Duterte juga menentang keputusan Marcos memulai kembali perundingan perdamaian dengan pemberontak komunis. Menurut dia, Marcos tidak tahu apapun tentang penderitaan masyarakat yang tinggal di daerah yang dulunya merupakan basis pemberontak.
Beberapa penentang perubahan konstitusi, termasuk Dutertes, mengatakan kebijakan itu didorong oleh agenda untuk mengubah sistem politik dan menghapus batasan masa jabatan, termasuk presiden, yang saat ini hanya dapat menjabat satu kali dengan masa jabatan enam tahun.
“Dia mengutamakan politik, mengamankan diri mereka sendiri ketimbang berfokus pada pekerjaan,” kata Sebastian Duterte. “Pak Presiden, jika tidak ada rasa cinta dan cita-cita terhadap bangsa, mundurlah.”
Seperti kakaknya, Sara Duterte secara terbuka menentang beberapa kebijakan Marcos, termasuk perundingan damai dengan pemberontak komunis yang menurutnya merupakan ‘kesepakatan dengan setan’.