Serba-Serbi Biden Mundur dari Pilpres AS, Pertama Kali dalam 6 Dekade
Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden mengumumkan bahwa dia tidak akan mencalonkan diri kembali sebagai Calon Presiden dalam Pemilihan Presiden 2024. Langkah ini merupakan yang pertama kalinya dalam sejarah pemilihan presiden AS sejak 1968.
“Merupakan kehormatan terbesar dalam hidup saya untuk melayani sebagai Presiden Anda. Meskipun sudah menjadi niat saya untuk kembali mencalonkan diri, saya percaya bahwa ini adalah kepentingan terbaik bagi partai saya dan negara bagi saya untuk mundur,” tulis Biden pada sebuah surat yang diunggah pada akun X @JoeBiden dikutip Senin (22/7).
Biden mengatakan, selanjutnya hanya akan fokus memenuhi tugasnya sebagai Presiden selama sisa masa jabatannya. Dia juga berjanji akan memberikan pidato resmi pekan ini. Seperti diketahui, Biden saat ini tengah melakukan isolasi karena terkena Covid-19.
“Saya akan berbicara pada bangsa lebih detail mengenai keputusanku pada pekan ini.” ujarnya lagi.
Berikut serba-serbi Joe Biden yang mundur dari Pilpres AS:
1. Tekanan Usai Tampil Buruk di Debat Capres
Langkah Biden untuk mundur muncul setelah ada desakan dari Partai Demokrat dan juga berbagai pihak lainya. Hal itu dipicu oleh penampilannya yang buruk saat debat melawan Trump pada 27 Juni lalu.
Penampilan Biden yang berusia 81 tahun dan merupakan orang tertua di Gedung Putih nampak berbicara terbata-bata bahkan sempat terhenti. Biden juga tampak kewalahan menghadapi Trump dalam sejumlah isu. Performa calon presiden dari Partai Demokrat itu juga mendapatkan kritik dari warganet.
Sejumlah media AS juga menuliskan opini pentingnya Biden untuk tak mencalonkan diri lagi. Salah satunya media terkemuka The New York Times yang menuliskan kolom opini berjudul "Untuk Melayani Negerinya, Presiden Biden Lebih Baik Tak Mencalonkan Diri"
Dalam opini tersebut, New York Times menuliskan Biden terlalu sembrono untuk mencalonkan diri lagi. Mereka menuliskan Trump patut mendapatkan lawan lebih baik dari calon Demokrat.
"Terlalu besar jika kita hanya berharap masyarakat Amerika akan mengabaikan usia dan kelemahan Biden," demikian tulis editorial The New York Times.
Dalam survei yang dilakukan Ipsos usai debat, hanya 20% responden menganggap mental Biden masih fit untuk menjabat lagi sebagai presiden. Selain itu, hanya 15% responden yang menilai Biden memiliki kesehatan mumpuni memimpin AS.
2. Berubah Pikiran di Saat Terakhir
Dikutip dari Reuters, Biden berubah pikiran pada menit-menit terakhir, kata seorang sumber yang mengetahui masalah tersebut. Presiden mengatakan kepada sekutunya pada Sabtu malam bahwa dia berencana untuk tetap mengikuti pemilu sebelum berubah pikiran pada Minggu sore.
“Sekitar pukul 13.45 hari ini: presiden memberi tahu tim seniornya bahwa dia telah berubah pikiran,” kata sumber tersebut kepada yang berbicara tanpa menyebut nama.
Biden mengumumkan keputusannya di media sosial beberapa menit setelah itu.
3. Ukir Sejarah
Keputusan Presiden untuk tidak mencalonkan diri kembali menandai momen bersejarah dalam politik Amerika. Ini adalah pertama kalinya dalam beberapa dekade seorang Presiden yang menjabat memilih untuk tidak mencalonkan diri untuk masa jabatan kedua.
Hal ini serupa dengan keputusan Presiden Lyndon B. Johnson pada 1968 untuk menarik diri dari pemilihan pendahuluan Partai Demokrat di tengah meningkatnya ketidakpuasan atas cara dia menangani Perang Vietnam.
4. Dukung Kamala Harris
Setelah mundur, Biden mendukung Wakil Presiden Kamala Harris sebagai calon dari Partai Demokrat.Hal itu langsung mendapatkan sambutan dari Harris.
Wakil Presiden Amerika Serikat Kamala Harris menyatakan siap mencalonkan diri sebagai presiden Amerika Serikat dalam Pemilu Presiden 2024. Harris juga mengucapkan terima kasih atas kepemimpinan luar biasa Biden sebagai Presiden AS dan atas jasa-jasanya kepada negara sepanjang beberapa dasawarsa.
“Saya akan melakukan segala yang dapat saya lakukan untuk menyatukan Partai Demokrat – dan menyatukan negara kita – untuk mengalahkan Donald Trump dan proyek ekstremnya,” kata dia.
5. Penentuan Capres Partai Demokrat
Meskipun didukung Biden, Harris tidak serta merta langsung menjadi calon presiden dari Partai Demorat. Hal itu diputuskan akan diputuskan melalui sidang konvensi Partai Demokrat.
Delegasi Partai Demokrat yang memiliki wewenang untuk memilih calon presiden akan bersidang di konvensi nasional partai tersebut mulai 19 Agustus di Chicago. Proses pemilihan kandidat baru diharapkan dimulai dengan absensi virtual pada awal Agustus, di mana para delegasi diharapkan memberikan suara mereka.
Jika tidak ada kandidat tunggal yang memperoleh suara mayoritas pada putaran awal, proses akan dilanjutkan ke konvensi terbuka.