Wakil Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) Fadel Muhammad menyebutkan bahwa Menko Polhukam Wiranto sudah tidak mendapatkan tindakan medis khusus seperti operasi lagi, hanya tinggal pemulihan.
Saat dikunjungi, Fadel mengatakan, Wiranto sudah bisa mengobrol sedikit walau mendapatkan penanganan operasi di usus kira-kira sepanjang 40 centimeter dan juga mengeluarkan darah sebanyak 3,5 liter.
Menurut Fadel, Wiranto masih harus banyak istirahat. "Sudah tidak ada tindakan yang khusus, hanya tinggal menunggu 'recovery' saja, mungkin sekitar dua minggu lagi," kata Fadel Muhammad usai membesuk Wiranto, di Jakarta, Sabtu (12/10).
"Sudah bisa bilang halo, tapi saya lebih banyak bicara sama ibu, karena dokter sedang mengecek bapak," kata dia menambahkan.
(Baca: Setelah Penusukan Wiranto, Luhut Bakal Evaluasi Sistem Keamanan)
Sebelumnya, Fadel menyarankan agar empat pejabat negara mendapatkan pengamanan yang ketat pasca penyerangan Wiranto. "Pengamanan harus sangat ketat, jangan sampai ada yang menyusup dan melakukan itu," kata Fadel.
Selain Wiranto, Menko Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan, Kepala BIN Budi Gunawan, serta Staf Khusus Presiden Bidang Intelijen dan Keamanan Gories Mere mesti diberlakukan pengamanan ketat.
Menurut Fadel, keempat orang tersebut seharusnya sudah mendapatkan pengamanan ketat pasca Kapolri menyebutkan empat nama pejabat negara itu menjadi sasaran rencana pembunuhan. "Jadi saya prihatin, apa yang sudah diingatkan oleh pak Kapolri berkali-kali tidak ditindaki pengamanannya," ujarnya.
Ketua Umum Partai NasDem Juga Membesuk
Pada hari yang sama, Ketua Umum Partai NasDem, Surya Paloh, juga membesuk Wiranto. Dia mengatakan bahwa Wiranto sudah dipindahkan perawatannya di kamar inap setelah mendapat tindakan medis operasi di RSPAD.
(Baca: Wiranto Ditusuk, Jokowi Minta Pengamanan Pejabat Negara Ditingkatkan)
"Sudah, sudah di kamar inap, tidak, tidak ICU lagi," kata Ketua Umum Partai NasDem, Surya Paloh usai membesuk Wiranto.
Surya Paloh menyarankan agar Wiranto lebih fokus istirahat untuk mengembalikan kebugarannya pascaancaman pembunuhan di Pandeglang, Banten, Kamis lalu. "Sudah bisa bercanda sedikit, mudah-mudahan dalam waktu dekat kita akan ngobrol banyak, sudah istirahat saja lah yang penuh, kita lewati dulu hal ini," ujarnya.
Sebagai sahabat lama, Paloh merasa prihatin Wiranto harus menghadapi ancaman pembunuhan yang disebutnya sangat luar biasa.
"Kalau terlambat saja sedikit dibawa ke sini saya pikir sejarah berbicara berbeda, kalau terlambat tidak satu jam, mungkin setengah jam krisisnya mungkin akan berlanjut atau barangkali kita akan kehilangan Pak Wiranto," ucapnya.
(Baca: Kepala BIN: Penusuk Wiranto Anggota JAD Bekasi)
Sebelumnya, pada Kamis, 10 Oktober 2019, Wiranto diserang oleh orang tidak dikenal ketika kunjungan kerja ke Pandeglang, Banten.
Wiranto dikabarkan terkena dua tusukan benda tajam di perut akibat penyerangan tersebut, ia awalnya mendapatkan perawatan di RSUD Berkah, Pandeglang, kemudian dirujuk ke RSPAD Gatot Soebroto Jakarta.
Selain Wiranto, tiga orang lainnya juga terkena tusukan pelaku, yaitu ajudan Wiranto, Kapolsek Menes Pandeglang Kompol Daryanto, dan seorang pegawai Universitas Mathla'ul Anwar.
Sejak mendapatkan perawatan, pada Kamis 10 Oktober, Wiranto mendapatkan kunjungan dari Presiden dan sejumlah kolega baik dari menteri, mantan menteri, wantimpres dan sahabatnya.
(Baca: Insiden Penusukan Menkopolhukam Wiranto Tuai Sorotan Media Asing)