Kementan: Petani Panen, Saatnya Bulog Serap Gabah

Kementerian Pertanian
Penulis: - Tim Publikasi Katadata
Editor: Arsip
28/3/2019, 11.47 WIB

Jakarta- Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman merekomendasikan Badan Urusan Logistik, Bulog, untuk berinisiatif menyeimbangkan harga gabah di pasar. Ini selaras dengan komitmen Kementerian Pertanian untuk melindungi serta mensejahterakan petani.

Saat ini sejumlah wilayah tengah memasuki akhir musim panen raya, yang menyebabkan harga gabah anjlok hingga menyentuh angka Rp 3.500. Menurut Amran, nominal tersebut tidak sesuai dengan harga yang sempat direkomendasikan oleh Presiden Joko Widodo beberapa waktu lalu yaitu sebesar Rp 4.070 per kilogram.

Selasa lalu, 26 Maret 2019, Mentan Amran mengunjungi Kabupaten Karawang, Jawa Barat yang tengah panen. Dalam kunjungan kerja tersebut, Mentan membuka Pertemuan Apresiasi dan Sinkronisasi Program Kementerian Pertanian (Kementan) 2019 di Desa Pacing, Kecamatan Jatisari.

Berdasarkan hitungan sementara, luas panen padi Maret 2019 di Kabupaten Karawang mencapai 5.532 hektar. Panen di Karawang berlangsung setiap hari berkat Program
Upaya Khusus Kementan dan terjadinya peningkatan luas tambah tanam.

Terkait harga gabah di bawah ketetapan,
Dinas Pertanian Kabupaten Karawang menelusuri informasi yang menyebutkan harga gabah kering petani (GKP) di Desa Mekarsari di luar ekspektasi petani. Sebab, sebelumnya harganya mencapai Rp5.000 per kg GKP. Hasilnya ditemukan bahwa gabah di harga Rp 3.500 tersebut ternyata merupakan gabah bawon. Yakni gabah dari upah kerja saat panen berupa gabah diberikan kepada yang buruh tani.

"Harga gabah Rp3.500 per kg jenis gabah bawon. Gabah yang rebah harganya Rp3.800 sampai Rp3.900 per kg," ucap Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Karawang Hanafi.

Menurutnya untuk harga gabah yang bagus Rp4.000 sampai Rp4.200 per kg.
Hal senada disampaikan salah satu Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) Desa Mekarsari, Jatisari, Karawang, Slamet Sugiman.

Merespons kondisi harga gabah tersebut, Mentan Andi Amran Sulaiman meminta Bulog untuk menstabilkan harga gabah agar tidak turun drastis.

"Ini kami bawa Bulog. Ada gabah katanya lagi turun harganya Rp3.500 per kilogram. Ini tolong dikejar. Harga gabah Rp3.500 ini tidak boleh. Minimal kata Bapak Presiden Rp4.070 per kilogram," tegas Amran.

Sementara itu, Kepala Badan Ketahanan Pangan Kementan Agung Hendriadi, turunnya harga gabah karena saat ini wilayah sentra produksi padi sedang panen raya. Beberapa di antaranya ada di wilayah Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat, Sumatera Selatan, Nusa Tenggara Barat ( NTB), Kalimantan Selatan, dan Lampung.

"Kondisi ini merupakan waktu yang tepat bagi Bulog untuk menyerap hasil panen petani secara maksimal. Jika tidak diserap, kasihan petani kalau harganya anjlok," ujar Agung Hendriadi.

Agung Hendriadi berharap serapan gabah oleh Bulog mampu menstabilkan harga pangan baik di tingkat petani maupun konsumen.

Sebagai langkah awal, Kementan sudah berupaya mempercepat serapan melalui pola pendekatan dengan Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) baik langsung maupun melalui mitra.

"Gapoktan dan mitra harus sanggup menyetorkan berapapun yang diperlukan Bulog. Nah, sebaliknya sekarang tinggal Bulog yang harus membuka diri," katanya.

Selain stabilisasi harga, lanjut Agung, posisi Bulog juga diharapakan mampu mengamankan pasokan supaya kebutuhan masyarakat tetap terpenuhi dengan baik.