Anies dan Gatot Kandidat Cawapres, Gerindra Pantau Elektabilitas

ANTARA FOTO/Reno Esnir
Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto (kiri) bersama Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan (kedua kiri), dan Calon Gubernur Jawa Tengah Sudirman Said (kedua kanan).
Penulis: Dimas Jarot Bayu
Editor: Yuliawati
30/3/2018, 13.36 WIB

Hingga kini Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto belum memastikan akan mencalonkan diri dalam Pilpres 2019. Sembari menunggu keputusan Prabowo, Gerindra terus menjaring calon wakil presiden (cawapres), terutama yang mampu mendongkrak suara Prabowo saat Pilpres.

Wakil Sekretaris Jenderal DPP Partai Gerindra Andre Rosiade menyebutkan beberapa orang yang masuk radar Gerindra di antaranya mantan Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo dan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.

"Banyak namanya. Ini kan kami menampung aspirasi partai, ormas, kelompok masyarakat. Siapapun yang usul kami tampung," kata Andre ketika dihubungi Katadata.co.id, Kamis (29/3).

(Baca juga: Survei Populi: Elektabilitas Jusuf Kalla Tertinggi sebagai Cawapres)

Selain Anies dan Gatot, daftar cawapres yang ditampung Gerindra yakni Ketua MPR Zulkifli Hasan, Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar, Komandan Satuan Tugas Bersama (Kogasma) Pemenangan Pilkada dan Pilpres Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), Gubernur NTB Muhammad Zainul Majdi atau Tuan Guru Bajang (TGB).

Kemudian, sembilan nama kader PKS juga masuk dalam radar Gerindra. Mereka yakni Hidayat Nur Wahid, M Sohibul Iman, Ahmad Heryawan, Anis Matta, Irwan Prayitno, Salim Segaf Aljufri, Tifatul Sembiring, Muzammil Yusuf dan Mardani Ali Sera.

Menurut Andre, syarat untuk cawapres yang nantinya akan dipilih, yakni mampu menyumbang suara Prabowo meningkat pada Pilpres 2019. Hal senada diungkapkan Wakil Sekretaris Jenderal Gerindra, Aryo Djojohadikusumo. Selain itu, cawapres yang dipilih yang bisa memenuhi kursi Gerindra untuk maju Pilpres 2019.

"Siapapun yang cawapres kami tentu saja bisa perlu membantu mengumpulkan kursi tersebut dan memenuhi dukungan ke depannya," kata Aryo kepada wartawan, beberapa hari lalu.

(Baca juga: Simulasi Survei, Jokowi-AHY Berpeluang Kalahkan Prabowo-Anies di 2019)

Saat ini, Gerindra berkoalisi dengan PKS pada Pilpres 2014 itu. Koalisi parpol ini memiliki syarat ambang batas pencalonan presiden yakni memiliki minimal 20% kursi di DPR. Selain itu Gerindra membangun komunikasi dengan tiga partai yang belum menentukan arah dukungannya pada Pilpres 2019, yakni PKB, PAN, dan Demokrat.

“Jadi cawapres yang terpilih juga yang disepakati bersama antara Prabowo dengan partai koalisi," kata Andre.

Aryo menyatakan, saat ini elite Gerindra sedang menggodok daftar cawapres dari 15 orang menjadi tiga hingga lima. “Petinggi partai sedang memikirkan secara serius sekitar tiga-lima nama. Saya belum bisa menyampaikan,” kata dia.

Pengumuman capres-cawapres ini kemudian ditunda setelah hasil pemilihan kepala daerah pada akhir Juni 2018. Sebelumnya beberapa elite Gerindra mengatakan deklarasi akan digelar pada 11 April mendatang berbarengan dengan rapat kerja Gerindra.

Namun, Aryo mengatakan kemungkinan Prabowo menunggu hasil Pilkada 2018."Juni akan kelihatan apakah dukungan masyarakat real. Insya Allah setelah itu beliau akan memantapkan sekaligus dengan cawapresnya," kata Aryo seperti dikutip dari Kompas.com.