Ratusan korban tewas dan luka-luka akibat gempa berskala 6,5 skala richter yang terjadi di Aceh, kemarin pagi. Ribuan orang lain terpaksa mengungsi di provinsi yang telah ditetapkan berstatus tanggap darurat bencana itu.
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat, hingga pukul 09.00 hari ini, sebanyak 102 orang tewas dan sekitar 700 orang mengalami luka-luka akibat gempa. Selain itu, 3.267 masyarakat mengungsi di Kabupaten Pidie Jaya, Pidie dan Bireueun. (Baca juga: Gempa Aceh, 40 Ribu Pelanggan PLN Mati Listrik)
“Banyaknya masyarakat yang mengungsi dikarenakan rumah mereka mengalami kerusakan dan sebagian besar tidak mungkin lagi untuk ditempati,”kata Sutopo Purwo Nugroho, Kepala Pusat Data, Informasi dan Humas BNPB, Kamis 8 Desember 2016.
Saat ini, upaya pencarian dan penyelamatan korban gempa terus dilakukan secara intensif. Kepala BNPB, Willem Rampangilei, bersama Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Menteri Kesehatan dan pejabat lain dari Kementerian Sosial, Basarnas dan lainnya sudah berada di Pidie Jaya untuk membantu penanganan darurat.
“Personil baik dari pemerintah, TNI, Polri, relawan dan masyarakat saling bersinergi untuk mengevakuasi korban yang kemungkinan masih tertimbun reruntuhan,”kata Sutopo. (Baca juga: Gempa Aceh, Pertamina Klaim Distribusi BBM dan LPG Aman)
Memasuki hari ke-2, puing-puing reruntuhan sudah mulai dibersihkan untuk memperlancar jalur transportasi. Kerusakan akibat gempa ini tercatat 105 ruko roboh, 19 ruko rusak berat, 5 ruko rusak ringan, 429 rumah rusak, 14 Masjid rusak berat, 6 unit Mushola rusak, 1 unit bangunan RSUD Pidie rusak berat, 1 unit bangunan kampus roboh, 3 bangunan pesantren rusak.
Sebelumnya, pada Rabu (7/12) Gubernur Aceh telah mengeluarkan status tanggap darurat bencana skala provinsi selama 14 hari dari 7-20 Desember 2016. Penetapan status darurat skala provinsi di karenakan dampak gempa yang terjadi di 3 Kabupetan yaitu Pidie Jaya, Bireun dan Pidie.
Dalam masa tanggap darurat ini, petugas akan melakukan beberapa tindakan, di antaranya: kajian atas kerusakan akibat gempa, evakuasi korban, pemenuhan kebutuhan dasar masyarakat, dan pemulihan sarana vital. (Baca juga: Gempa Aceh Tanpa Tsunami, Masyarakat Jangan Terpancing Isu)
Hari ini, TNI akan mendirikan rumah sakit lapangan di Pidie Jaya untuk menangani korban luka yang masih ada. BNPB sendiri pada sore ini akan mengirimkan bantuan senilai Rp 3,5 miliar dalam bentuk 10 tenda posko, 10 genset kapasitas 2.800 watt, makanan, family kit dan kebutuhan dasar lain.
Kendala lapangan yang masih dihadapi adalah ketersediaan alat berat dan jalan yang terlalu sempit untuk dilalui oleh alat berat. Lebih dari 1460 personil terlibat dalam proses darurat gempa ini, baik personil yang berasal dari unsur BNPB, BPBD, TNI/Polri, kementerian/lembaga, dinas, relawan dan masyarakat.