Banyak negara di dunia terus berupaya menemukan vaksin virus corona. Vaksin menjadi salah satu cara untuk melindungi masyarakat dari virus mematikan tersebut.
Walau demikian, baru tujuh kandidat vaksin yang telah sampai tahap uji klinis fase ketiga. "Belum ada satupun di dunia yang sudah lulus uji," kata juru bicara Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito di Kantor Presiden, Jakarta, Kamis (6/8).
Wiku mengatakan, salah satu kandidat vaksin yang sudah masuk uji klinis fase ketiga merupakan buatan perusahaan farmasi asal Tiongkok, Sinovac Biotech Ltd. Dalam riset vaksin tersebut, Sinovac bekerja sama dengan berbagai lembaga, salah satunya BUMN farmasi PT Bio Farma (Persero).
Ada pula kandidat vaksin yang dikembangkan China National Pharmaceutical Group atau Sinopharm bersama Wuhan Institute of Biological Products. Kandidat vaksin corona lainnya dikembangkan Sinopharm bersama Beijing Institute of Biological Products.
Kemudian, ada kandidat vaksin yang dikembangkan oleh perusahaan bioteknologi asal Jerman, BioNTech-Fosun Pharma yang bekerja sama dengan perusahaan farmasi asal Amerika Serikat (AS), Pfizer. Lalu, ada kandidat vaksin corona yang dikembangkan University of Oxford dengan AstraZeneca.
Kandidat vaksin juga dikembangkan oleh Moderna bekerja sama dengan NIAID dari AS. "Ketujuh dari University of Melbourne dan Murdoch Children's Research Institute," kata Wiku.
Wiku mengatakan uji klinis tahap tiga dilakukan terhadap ribuan orang di seluruh dunia. Hal tersebut harus dilalui untuk memastikan keamanan vaksin.
Uji klinis tahap ketiga juga untuk mengetahui efektivitas dan efek samping dari kandidat vaksin yang ada. "Semua pihak yang ada di dunia berusaha untuk mendapatkan vaksin yang aman dan efektif untuk Covid-19, termasuk Indonesia," kata dia.
Lebih lanjut, Wiku menyebut ada 25 kandidat vaksin yang tengah menjalani uji klinis tahap dua. Ada 139 kandidat vaksin yang masuk tahap preklinis.