Vaksinasi Covid-19 Dosis Kedua Baru Sentuh 8,7% Sasaran Penduduk RI

ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso/aww.
Petugas kesehatan menyuntikkan vaksin Sinovac kepada warga saat mobil vaksin keliling singgah di Kantor Kelurahan Cipedak, Jakarta, Selasa (13/7/2021).
26/7/2021, 20.25 WIB

Pemerintah merilis data terbaru vaksinasi Covid-19 pada Senin (26/7). Dari data mereka, baru 18.129.878 orang di Indonesia yang menerima vaksin sebanyak dua dosis.

Angka ini berarti baru 8,7 persen dari sasaran pemberian dua dosis vaksinasi Covid-19 sebanyak 208 juta penduduk. Sedangkan mereka yang telah mendapatkan satu dosis vaksin 44,7 juta orang.

Rasio pemberian vaksin kedua terbanyak adalah tenaga kesehatan dengan 1.447.427 orang atau 98,5% telah mendapatkan suntikan kedua. Sedangkan 1.591.807 telah mendapatkan suntikan dosis pertama.

Sedangkan sebanyak 10.466.306 petugas publik juga telah menerima suntikan kekebalan kedua. Angka ini setara 60,4 persen dari sasaran 17,3 juta pelayan masyarakat yang akan menerima vaksin.

Sedangkan dari total sasaran 21,5 juta orang lanjut usia, baru 3.060.551 orang atau 14,2% yang mendapatkan vaksin kedua. Sedangkan 4.772.671 atau 22,1% sudah menerima vaksinasi pertama.

Untuk masyarakat umum dan rentan, hingga saat ini baru 3.151.529 orang atau 2,2% yang mendapatkan vaksin kedua. Adapun 12.745.639 orang atau 9% telah disuntik vaksin untuk pertama kali.

Pemerintah juga telah menambahkan remaja sebagai salah satu sasaran vaksinasi. Namun dari 26.705.490 sasaran, baru 65 orang yang mendapatkan vaksin Covid-19 kedua.

Sedangkan Indonesia juga telah mengantongi 5,5 juta vaksin untuk program Gotong Royong. Namun dari jumlah itu, vaksin yang telah didistribusikan baru mencapai 1,9 juta dosis atau 34,5% dari stok yang tersedia.

"Sudah kami distribusikan 1,9 juta ini untuk vaksin Gotong Royong, alhamduilah lancar ini pakai merek Sinopharm," kata Erick pada konferensi pers virtual, Senin (26/7).

 Dari 5,5 juta vaksin yang tersedia, sebanyak 2,9 juta dosis telah menerima izin edar dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). Sedangkan, 2,6 juta dosis masih menunggu izin edar dari BPOM.