Bantuan Kuota Internet untuk 26 Juta Siswa dan Dosen Cair September

ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat/foc.
Sejumlah siswa belajar secara daring dengan memanfaatkan akses internet gratis dari Pemprov DKI Jakarta di Balai RW 02, Galur, Jakarta Pusat, Selasa (3/11/2020). Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI) merekomendasikan sejumlah usulan kepada Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) untuk mengubah sistem Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) terkait adanya tiga siswa yang mengakhiri hidupnya diduga lantaran depresi.
13/8/2021, 08.26 WIB

Kementerian Pendidikan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) memastikan pendidikan berkualitas dapat terus terlaksana di masa pandemi Covid-19 ini. Salah satu langkah yang dilakukan adalah dengan melanjutkan kembali penyaluran bantuan kuota data internet bagi siswa, mahasiswa, guru, dan dosen terdampak pandemi Covid-19.

Bantuan kuota internet tersebut akan disalurkan mulai September 2021. Adapun bantuan kuota data internet tersebut senilai Rp 2,3 triliun dan diperuntukkan bagi 26,8 juta siswa, mahasiswa, guru, dan dosen.

Bantuan kuota data internet akan kembali disalurkan pada tanggal 11-15 September, 11-15 Oktober, dan 11-15 November 2021, dan berlaku selama 30 hari sejak diterima. Kuota tersebut bisa digunakan untuk mengakses berbagai aplikasi untuk mendukung proses belajar mengajar.

“Untuk besaran kuota tidak ada yang berubah, karena kami sudah mengevaluasi dari periode sebelumnya. Dari evaluasi periode sebelumnya, ternyata penggunaannya tinggi sekali. Oleh karena itu, untuk besaran kuotanya tidak ada yang berubah,” kata Plt Kapusdatin Kemendikbudristek M Hasan Chabibie dalam diskusi virtual, Kamis (12/8).

Adapun besaran kuota yang akan diterima yakni, sebesar 7 GB per bulan untuk siswa pendidikan anak usia dini (PAUD), 10 GB per bulan untuk siswa jenjang SD-SMA, 12 GB per bulan bagi tenaga pendidik tingkat PAUD-SMA, dan 15 GB per bulan untuk mahasiswa dan dosen.

Hasan menyatakan, dalam penyaluran bantuan kuota pemerintah sangat mengedepankan ketepatan data. Untuk itu, pemerintah meminta setiap satuan pendidikan untuk memutakhirkan data calon penerima bantuan, khususnya untuk termin dua yakni mulai September - Desember 2021.

Berdasarkan data penerima pada termin sebelumnya, telah diperkirakan kisaran jumlah penerima bantuan. PAUD 1,5 juta penerima, SD - SMK 20,5 juta, dosen dan mahasiswa sebanyak 3,2 juta dan guru 1,5 juta penerima.

Ia berharap bantuan kuota dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya untuk meningkatkan kualitas kegiatan belajar mengajar di masa pandemi di mana temu muka sangat sulit dilakukan.

 Terkait tentang peningkatan literasi atau kecakapan digital guru yang belum maksimal, Hasan mengungkapkan, beberapa ikhtiar pemerintah dapat dimanfaatkan para guru. Seperti diketahui, beberapa waktu lalu, viral seorang ibu yang mengeluhkan banyaknya tugas yang harus anaknya kerjakan dan dia bantu. Dia menganggap guru sang anak kurang kreatif dalam memberikan pelajaran daring.

"Misalnya, para pendidik dapat mengakses situs https://ayoguruberbagi.kemdikbud.go.id/ untuk mendapatkan acuan dan inspirasi skenario pembelajaran daring. Dengan demikian, pemanfaatan bantuan kuota internet dapat lebih optimal," ujar Hasan.

Dalam kesempatan yang sama, Plt. Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Pemprov Jawa Tengah Yuni Astuti menyatakan, di Jawa Tengah dana BOS sebagian telah digunakan untuk pengadaan telepon genggam yang dipinjamkan kepada murid yang membutuhkan.

“Beasiswa untuk peserta didik miskin yang diberikan kepada 10 ribu anak sebesar Rp 1 juta per tahun, juga diharapkan bisa membantu pengadaan sarana teknologi tersebut, di luar bantuan kuota dari pemerintah,” kata dia.

Reporter: Cahya Puteri Abdi Rabbi