Fermentasi Adalah Pengawet Alami, Berikut Penjelasan dan Manfaatnya

pixabay.com
Tempe salah satu sumber protein nabati yang dibuat secara fermentasi dan memiliki kandungan gizi yang beragam.
Editor: Safrezi
28/1/2022, 12.58 WIB

Dalam jamuan makan di Indonesia tentu sudah tidak asing dengan olahan makanan fermentasi. Makanan fermentasi sangat umum ditemukan di Indonesia. Contoh dari makanan fermentasi adalah tempe yang kaya akan protein nabati.

Meski banyak yang kerap mengonsumsi makanan fermentasi, namun tak banyak yang tahu arti dari makna fermentasi. Secara istilah fermentasi adalah proses alami ketika mikroorganisme seperti ragi dan bakteri mengubah karbohidrat, seperti pati dan gula, menjadi alkohol atau asam.

Peran alkohol atau asam dalam proses fermentasi adalah proses pembuatan pengawet alami dan menghasilkan rasa yang berbeda pada makanan fermentasi. Proses fermentasi makanan biasanya mengembangkan bakteri baik yang disebut sebagai probiotik.

Kumpulan bakteri baik ini berkumpul menjadi satu dan telah terbukti memiliki manfaat yang besar bagi tubuh, mulai dari meningkatkan sistem imun hingga baik untuk pencernaan.

Ternyata selain tempe, masih ada beragam makanan lainnya yang bisa difermentasi dan layak untuk dikonumsi, antara lain:

  • susu dan yogurt,
  • cuka apel,
  • kimchi,
  • miso,
  • sauerkraut, hingga
  • sosis fermentasi.

Tata Cara Mengolah Makan Fermentasi

Proses pengolahan makanan fermentasi ternyata sudah ada semenjak zaman dahulu dan digunakan agar rasanya menjadi enak atau lebih awet disimpan. Bahkan, makanan yang diawetkan ini juga menawarkan segudang kebaikan bagi kesehatan.

Sebagai bentuk contoh berikut tata cara mengolah tempe sebagai makanan fermentasi. Tempe menjadi salah satu olahan kedelai yang dibuat melalui proses fermentasi. Sebelum bisa dihidangkan atau dimakan, kedelai sebagai bahan baku tempe harus melewati proses yang melibatkan jamur Rhizopus sp.

Keberadaan jamur memiliki tujuan sebagai pemadat olahan kacang kedelai hingga membentuk tempe. Selama proses fermentasi makanan berlangsung, jamur akan tumbuh pada permukaan. Oleh Karenanya, jamur bisa menembus ke dalam kedelai, sehingga biji kedelai satu sama lain akan menyatu dan menjadi tempe yang bisa disantap.

Proses fermentasi kedelai menjadi tempe ternyata membantu menambah kandungan gizi di dalamnya. Selain itu, rasa kacang dari kedelai akan hilang digantikan rasa tempe yang khas. Sehingga dapat disimpulkan bahwa proses fermentasi adalah upaya penambahan jamur guna menambah zat gizi atau mengubah rasa makanan atau minuman menjadi lezat.

Manfaat Makanan Fermentasi

Berikut beragam manfaat dari mengonsumsi makanan fermentasi yang dikutip dari situ Hellosehat.com:

1. Membantu Melancarkan Proses Pencernaan

Manfaat pertama mengonsumsi makanan fermentasi adalah membantu melancarkan sistem pencernaan. Hal itu dibantu oleh keberadaan probiotik yang dihasilkan selama fermentasi dapat membantu menjaga keseimbangan bakteri baik pada usus. Hal ini tentu dapat mengurangi beberapa masalah pencernaan, seperti sindrom iritasi usus.

2. Memperkuat Imunitas

Dalam proses pencernaan, hasil dari fermentasi makanan ternyata juga bisa meningkatkan sistem kekebalan tubuh. Imunitas timbul dari adanya probiotik di dalam makanan fermentasi. Saluran usus sebenarnya mengandung banyak bakteri dengan jenis yang berbeda.

Salah satu jenis bakteri tersebut yakni Lactobacillus rhamnosus yang dapat menyeimbangkan lingkungan pencernaan dan meningkatkan kekebalan tubuh. Terlebih banyak makanan fermentasi memiliki kandungan vitamin C, sehingga tidak heran bila makanan yang diawetkan ini dipercaya dapat memperkuat sistem imun.

3. Membantu Menurunkan Berat Badan

Jika Anda ingin melakukan diet, menjadikan makanan fermentasi sebagai menu harian akan sangat baik. Karena probiotik yang dihasilkan dari proses fermentasi makanan ini diduga bisa mengurangi lemak pada perut. Namun, penelitian lanjutan masih dibutuhkan guna memastikan temuan ini.

4. Membuat Suasana Hati Menjadi Riang

Salah satu manfaat mengonsumsi makanan fermentasi adalah enjadikan suasana hati menjadi riang gembira. Temuan itu dibuktikan melalui penelitian dari Journal of neurogastroenterology and motility.

Hasil penelitian yang mengujicobakan hewan ini melaporkan bahwa strain probiotik Lactobacillus helveticus dan Bifidobacterium longum meringankan gejala depresi. Kedua macam probiotik ini bisa Anda jumpai pada makanan fermentasi. Namun, para ahli masih perlu penelitian lebih lanjut untuk melihat apakah efeknya sama terhadap manusia.

Risiko Mengonsumsi Makanan Fermentasi

Selain manfaat ada sejumlah risiko efek samping setelah mengonsumsi makanan dari produk fermentasi, antara lain:

1. Timbulnya reaksi alergi, seperti gatal, ruam kulit, hingga sulit bernapas.
2. Munculnya infeksi pada penderita penyakit autoimun.
3. Membuat masalah pencernaan, salah satunya mual, yang diiringi dengan muntah hingga perut kembung.
4. Komplikasi yang timbul akibat konsumsi obat-obatan tertentu.

Oleh karenanya bila Anda memiliki beberapa gejala penyakit yang membuat tidak cocok untuk mengonsumsi makanan fermentasi bisa segera berkonsultasi ke ahli gizi terdekat untuk mendapatkan informasi yang tepat.