Varian Arcturus Sudah Masuk, Kasus Covid-19 Akan Meledak Usai Lebaran?
Kasus Covid-19 di Indonesia tengah meningkat lagi jelang perayaan Lebaran. Kenaikan jumlah pasien bersamaan dengan munculnya subvarian Omicron XBB.1.16 atau disebut Arcturus.
Hal ini menimbulkan potensi penularan mengingat lebih dari satu juta orang tengah mudik. Epidemiolog Griffith University Dicky Budiman mengatakan kenaikan hanya menunggu waktu saja.
"Dampaknya ke kelompok rawan bisa dilihat dalam 2 atau 3 minggu ke depan," kata Dicky kepada Katadata.co.id, Selasa (18/4).
Dicky mengatakan subvarian baru ini relatif lebih menular dari yang telah ada sebelumnya. Bukan tanpa sebab, mutasi Covid-19 makin membuat virus tersebut adaptif untuk menembus antibodi manusia.
Meski demikian, keparahan dari penyakit ini semakin lama makin lemah. Hal tersebut karena imunitas di tengah-tengah masyarakat relatif telah terbentuk.
"Secara umum, mayoritas masyarakat sudah punya modal yang baik selama setahun ke depan," katanya.
Namun, Dicky mengingatkan masih ada kelompok masyarakat yang dianggap rawan serangan virus ini. Beberapa di antaranya adalah lansia, mereka dengan penyakit komorbid, hingga anak balita.
Oleh sebab itu, ia berharap dalam Lebaran ini masyarakat bisa meningkatkan disiplin protokol kesehatan. Pemerintah juga perlu menggenjot lagi vaksinasi booster dan booster kedua.
"Semua perlu dilakukan agar kita tetap bisa berlebaran dengan aman," katanya.
Sementara itu, Kementerian Kesehatan mengatakan tujuh orang telah terkena varian Arcturus. Sebanyak tiga orang berasal dari Jakarta, sedangkan dua berasal dari Surabaya.
Adapun dua pasien saat ini telah dinyatakan sembuh. Sedangkan lima pasien Covid-19 lainnya memiliki gejala ringan.
"Jadi masyarakat tidak perlu panik," kata Juru Bicara Kemenkes Mohammad Syahril di Jakarta pada Senin (17/4) dikutip dari Antara.
Syahril mengatakan kondisi penularan Arcturus di Indonesia masih dalam keadaan stabil. Namun ia meminta masyarakat meningkatkan disiplin protokol kesehatan dan vaksinasi dosis tiga.
"Jumlah dirawat masih dalam angka satu per 100 ribu. Penambahan kasus masih dalam angka satu per 100 ribu penduduk," katanya.