BMKG Sebut Ada Potensi Tsunami di Pantai Selatan Jawa, Ini Penyebabnya

ANTARA FOTO/Iggoy el Fitra/hp.
Sejumlah siswa SMPN 4 Padang berjalan menuju tempat evakuasi saat simulasi gempa dan tsunami di Padang Sumatera Barat, Kamis (13/7/2023).
Penulis: Lavinda
3/8/2023, 21.35 WIB

Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika atau BMKG melaporkan ada potensi tsunami setinggi 8 - 10 meter yang bisa menerjang Pantai Selatan Jawa. Keberadaan sumber gempa sesar Opan dan subduksi lempeng atau megathrust di Jawa juga masih terus aktif. Apa penyebabnya?

Kepala BMKG Dwikorita Karnawati menegaskan keberadaan sumber gempa Sesar Opak di Yogyakarya yang diperkirakan memiliki magnitudo M6,6 masih terus aktif. Selain itu, sumber gempa subduksi lempeng atau megathrust dengan magnitudo M8,7 di selatan Jawa juga belum berhenti aktivitasnya.

Sesar Opak merupakan patahan yang berada di wilayah Yogyakarta, tepatnya di sekitar aliran Sungai Opak. Panjang jalur sesarnya mencapai 45 kilometer di sepanjang aliran Sungai Opak.

Sungai Opak berhulu dari lereng Gunung Merapi, lalu mengalir ke selatan dengan muara langsung ke Samudra Hindia di Pantai Parangtritis, Bantul, Yogyakarta. Aktivitas Sesar Opak pernah menyebabkan gempa bumi pada 27 Mei 2006 yang menewaskan 6.234 orang.

Maka itu, Dwikorita mengimbau pelatihan mitigasi kebencanaan kepada masyarakat di wilayah Yogyakarta harus terus dilakukan secara berkelanjutan. Langkah ini penting untuk terus meningkatkan ketangguhan yang berkelanjutan.

"Jadi tidak boleh berhenti upaya mitigasi dan pelatihan-pelatihan kepada masyarakat, khususnya yang tinggal di wilayah pesisir karena ancaman tsunami juga menghantui," ujar Dwikorita usai pembukaan ASEAN Regional Disaster Emergency Response Simulation Exercise (ARDEX) 2023 di Royal Ambarrukmo, Yogyakarta, dikutip Kamis (3/8).

Menurut Dwikorita, saat ini mulai tampak adanya gejala peningkatan aktivitas kegempaan akibat Sesar Opak. Salah satunya adalah gempa dengan Magnituda 6.0 di Kabupaten Bantul 30 Juni 2023 lalu. Namun, gempa tersebut hanya menyebabkan kerusakan ringan.

"Peluang periode ulang untuk terjadi gerakan lagi atau pengunciannya mulai lepas tampak dari aktivitas kegempaannya yang saat ini mulai meningkat. Kesiapsiagaan masyarakat harus terus ditingkatkan, jangan terputus," tegasnya.