Apa Itu Kerja Sama Selatan-Selatan yang Ramai Dibahas di Debat Capres?

ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra/foc.
Capres-cawapres nomor urut satu Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar (kanan), capres-cawapres nomor urut dua Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka (kiri), dan capres-cawapres nomor urut tiga Ganjar Pranowo dan Mahfud MD menyanyikan lagu Indonesia Raya sebelum debat ketiga Pilpres 2024 di Istora Senayan, Jakarta, Minggu (7/1/2024). Debat kali ini bertemakan pertahanan, keamanan, hubungan internasional, globalisasi, geopolitik, dan politik luar negeri.
Penulis: Agustiyanti
7/1/2024, 20.39 WIB

Kerja sama selatan-selatan menjadi salah satu topik pertanyaan dalam sesi kedua debat capres pada Minggu (7/1) terkait tema hubungan internasional. Calon wakil presiden nomor urut 2 Prabowo Subianto mendapatkan pertanyaan terkait strategi yang dimiliki untuk membuat peta jalan yang lebih konkrit terkait kerja sama tersebut?

Apa sebenarnya kerja sama Selatan-selatan?

Kerja Sama Selatan-selatan merupakan kelanjutan gagasan kerja sama pembangunan antar negara berkembang yang berawal dari Konferensi Asia-Afrika (KAA) di Bandung tahun 1955. Konferensi ini dianggap sebagai tonggak sejarah bagi Kerjasama Selatan-Selatan (KSS).

Presiden Indonesia saat itu, Sukarno, menyebutnya bahwa konferensi tersebut merupakan konferensi antarbenua bangsa kulit berwarna yang pertama dalam sejarah umat manusia. Pada tahun 1978, PBB lantas membentuk unit untuk Kerjasama Selatan-Selatan guna mempromosikan perdagangan Selatan-Selatan dan kolaborasi dalam instansi tersebut.

Mengutip situs PBB, Kerja Sama Selatan-Selatan dilakukan melalui kerangka kerja sama yang luas antar negara-negara Selatan dalam bidang politik, ekonomi, sosial, budaya, lingkungan hidup, dan teknis. Melibatkan dua atau lebih negara berkembang, hal ini dapat terjadi secara bilateral, regional, intraregional atau interregional. 

Melalui kolaborasi Selatan-Selatan, negara-negara berkembang berbagi pengetahuan, keterampilan, keahlian dan sumber daya untuk mencapai tujuan pembangunan mereka melalui upaya bersama.

Modalitas lain dari kerja sama Selatan-Selatan adalah kerja sama triangular, sebuah kolaborasi di mana negara-negara donor tradisional dan organisasi multilateral memfasilitasi inisiatif Selatan-Selatan melalui penyediaan pendanaan, pelatihan, sistem manajemen dan teknologi, serta bentuk dukungan lainnya.

Tujuan Kerjasama Selatan-Selatan adalah untuk:

  • Menumbuhkan dan memperkuat kemandirian negara-negara berkembang dengan meningkatkan kapasitas kreatif mereka untuk menemukan solusi dan kapasitas teknologi terhadap permasalahan pembangunan mereka dan merumuskan strategi yang diperlukan untuk mengatasinya;
  • Mempromosikan dan memperkuat kemandirian kolektif di antara negara-negara berkembang melalui pertukaran pengalaman yang mengarah pada kesadaran yang lebih besar mengenai masalah-masalah bersama dan akses yang lebih luas terhadap pengetahuan yang tersedia;
  • Mengenali dan menanggapi permasalahan-permasalahan dan kebutuhan-kebutuhan yang dihadapi oleh negara-negara kurang berkembang, negara-negara berkembang yang tidak mempunyai daratan, negara-negara berkembang yang kepulauan kecil dan negara-negara yang terkena dampak paling parah, misalnya bencana alam dan krisis-krisis lainnya, dan memungkinkan mereka untuk mencapai tingkat partisipasi yang lebih besar dalam kegiatan ekonomi internasional.

Meski demikian,  gagasan kerja sama Selatan-Selatan sebenarnya baru mulai mempengaruhi bidang pembangunan pada akhir tahun 1990-an.  Kerjasama Selatan-Selatan telah berhasil dalam mengurangi ketergantungan pada program bantuan negara maju dan negara dalam menciptakan pergeseran keseimbangan kekuatan internasional.

Salah satu perjanjian perdagangan regional yang mampu dicapai adalah saat Venezuela menandatangani perjanjian minyak dengan Afrika Selatan dan nota kesepahaman dengan Sierra Leone pada 2009untuk membentuk sebuah perusahaan pertambangan patungan. Sementara itu, Brasil telah mengembangkan model yang semakin sukses pemberian bantuan luar negeri lebih dari $ 1 miliar per tahun (menjelang donor tradisional), yang berfokus pada keahlian teknis dan transfer pengetahuan dan keahlian.

Dua benua yang masuk dalam Kerja Sama Selatan-Selatan memiliki lebih dari seperempat dari sumber daya energi dunia. Ini termasuk minyak dan cadangan gas alam di Bolivia, Brasil, Ekuador, Venezuela, Aljazair, Angola, Libya, Nigeria, Chad, Gabon dan Guinea Khatulistiwa.

Apa Kata Ketiga Capres?

Menjawab pertanyaan moderator terkait upaya strategis untuk membuat peta jalan konkret terkait kerja sama tersebut, Prabowo justru menekankan perlunya untuk memperkuay ekonomi di dalam negeri . 

"Dalam hubungan internasional yang utama bagi indonesia terkait kepentingan geopolitik dan ekonomi, yang utama adalah kita harus memperkuat ekonomi dalam negeri indonesia, memperkaya kekayaan, mengelola kekayaan, hiliraisaasi, kumpulkan keuagan, baru kita akan disegani," ujar Prabowo. 

Menurut Prabowo, Indonesia dianggap sebagai negara Selatan yang berhasil. Ia memaparkan capaian ekonomi Indonesia yang sangat baik. Menurut dia, banyak negara Afrika yang belajar dari Indonesia. 

Sementara itu, calon presiden nomor urut 2 Ganjar Prabowo mengatakan, negara-negara Kerja Sema Selatan-Selatan memiliki potensi sumber daya alam yang hebat. Ia mencontohkan kerja sama yang dapat dilakukan antara negara Selatan-Selatan dalam mengembangkan sumber daya alam untuk industri baterai. 

"Kalau kita kemudian bekerja sama dengan Selatan-Selatan, nikel kita kuasai, Bauksit bisa kita share dengan beberapa negara. Ada juga Lithium umpama dengan Argentina Kalau kita konsentrasikan penuh, betapa kekuatan ekonomi akan besar, menciptakan lapangan kerja," kata dia. 

Di sisi lain, calon presiden nomor urut 1 Anies Baswedan mengkritik jawaban kedua Paslon yang hanya menekankan pada upaya membangun Indonesia bukan terkait peran Indonesia dalam kerja sama Selatan-Selatan. "Ketika kita membangun dengan baik, tidak berarti kita jadi contoh," kata dia. 

Menurut dia, hal yang perlu dilakukan adalah saat era Bung Karno, yakni merangkul semua anggota dan membawa agenda yang melibatkan semua bagian Kerja Sama Selatan-Selatan. 

"Kalau kita menjangkau pemimpin Selatan-selatan dan presiden menjadi panglima diplomasi, bukan jadi penonton. Misalnya, kita berhadapan dengan krisis iklim yang biaya penanganannya tinggi sekali, lalu kita bicara dengan Utara-utara," kata dia. 

Prabowo kembali merespons pernyataan Anies dengan sentilan. "Kalau benar masuk akal saya setuju, kalau hanya ngomong-ngomong ya kumaha (bagaimana)?" kata Prabowo.

Prabowo mengatakan saat ini banyak negara-negara kelompok selatan yang menjadikan RI sebagai panutan. Menurut Prabowo, keberhasilan Indonesia karena RI mampu mengelola kekayaannya dengan hilirisasi. "Sekarang pun sudah menjadi panutan negara-negara Afrika," katanya.