Menhub: Puncak Arus Balik di Bandara Soetta pada Minggu dan Senin
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi memperkirakan puncak arus balik di Bandara Soekarno-Hatta terjadi pada Minggu (14/4) hingga Senin (15/4) mendatang. Karena itu, dia meminta semua pihak mewujudkan mudik yang aman dan nyaman.
“Saya hanya mengingatkan, biasanya arus balik ini masalahnya di bagasi karena jumlah pergerakan yang akan datang hari Senin (15/4) itu pasti melebihi 1.236, saya menduga ini akan sampai 1.250. Jadi semua maskapai harus mempersiapkan diri,” kata Budi dikutip dari keterangan resmi, Sabtu (13/4).
Apalagi, penerbangan saat arus mudik melalui Bandara Soekarno-Hatta mencapai titik tertinggi pada H-4 atau 6 April 2024 dengan 1.236 penerbangan (take off dan landing) dan 187.750 penumpang.
Sedangkan pasca lebaran sampai Jumat (12/4), puncak arus mudik terjadi pada 11 April 2024, di mana terdapat 843 penerbangan dengan 121.325 penumpang. Pergerakan penumpang di Bandara Soekarno Hatta mencapai 1.236, atau mendekati tahun 2019 sebanyak 1.280.
"Kejutannya adalah jumlah penumpang tahun ini lebih besar. Kalau di Jakarta lebih besar 101% dibandingkan 2019 sedangkan di Bali 104%. Ini tidak mungkin terjadi jika kita tidak melakukan kolaborasi,” ujarnya.
Kemenhub Gandeng AirNav Indonesia
Untuk memaksimalkan pergerakan pesawat, Budi meminta kepada AirNav Indonesia untuk mengoptimalkan runway ketiga Bandara Soekarno-Hatta runway, di mana runway kedua dan ketiga harus dapat mendarat secara bersama-sama.
“Apabila semua instrumen dilaksanakan, pergerakan pesawat bisa 110 per jam. Sekarang baru 87 dan menuju ke arah situ. Tapi dengan 87 pergerakan per jam pun sudah bisa mengakomodasi 1.236 sehari, itu luar biasa," ujarnya.
Untuk menghindari kepadatan pada arus balik, dia menganjurkan pemudik untuk kembali lebih awal. Kemenhub dan jajaran juga telah mempersiapkan beberapa skenario untuk mengantisipasi apabila kepadatan tetap terjadi.
“Kalau arus balik itu berbeda dengan mudik yaitu sentripetal atau menuju ke satu titik yakni Jakarta, bukan menyebar seperti mudik. Pemerintah telah menyiapkan skenario untuk mengantisipasinya. Satu lagi untuk arus balik saya minta Kepolisian lakukan penegakan hukum seperti merazia travel gelap,” ujarnya.
Kunjungi Jakarta Air Traffic Service Center
Pada kesempatan yang sama, Budi juga mengunjungi Jakarta Air Traffic Service Center Bandara Soekarno-Hatta. Pasca perjanjian pengaturan ulang ruang udara atau re-alignment FIR (Flight Information Region) dengan pemerintah Singapura pada 21 Maret 2024, Indonesia melalui Airnav mengendalikan sendiri ruang udara Kepulauan Riau dan Natuna yang masuk ke dalam FIR Jakarta.
“Ruang udara Kepri dan Natuna itu sudah dikendalikan dari FIR Jakarta. Selamat untuk Airnav bisa menjalankan amanah itu. Lebih keren lagi, yang mengendalikan itu dari ruang operasional adalah wanita. Wanita-wanita Indonesia sangat tangguh,” ujarnya.
Sebagai informasi, negosiasi FIR dengan Singapura telah dilakukan sejak 1995. Sejak saat itu, penerbangan domestik dari Jakarta ke Natuna harus melakukan kontak navigasi dengan penerbangan Singapura ketika memasuki Kepulauan Riau.
Sedangkan penerbangan internasional dari Hongkong ke Jakarta, ketika melewati Kepulauan Natuna harus melakukan kontak navigasi penerbangan Singapura kemudian dilayani oleh AirNav Indonesia. Setelah dilakukan pengaturan ulang FIR, kedua pesawat akan langsung dilayani AirNav Indonesia dan tidak perlu lagi ke Singapura.