Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Airlangga Surabaya Bagong Suyanto bakal menggelar pertemuan dengan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) FISIP. Pertemuan direncanakan berlangsung pada Senin (28/10).
Menurut Bagong, pertemuan dilakukan sebagai tindak lanjut atas pembekuan yang dilakukan setelah adanya karangan bunga dengan tulisan satir. Meski begitu ia enggan berkomentar lebih jauh soal perkara itu. “Setelah pertemuan dengan BEM," kata Bagong seperti dikutip dari Antara, Senin (28/10).
Sebelumnya BEM FISIP Unair dibekukan oleh Dekanat FISIP usai memasang karya seni satir berbentuk karangan bunga. Karangan itu ditujukan untuk memberi ucapan selamat atas pelantikan presiden dan wakil presiden terpilih di Taman Barat FISIP.
Adapun papan berbentuk seperti karangan bunga bertuliskan kata-kata bernuansa kritis yang ditujukan pada Prabowo dan Gibran. Papan bunga itu menyebut istilah rahim haram konstitusi sebagai bagian tak terpisahkan dari pelantikan Prabowo - Gibran.
Berdasarkan Berita Acara yang dibagikan di instagram @bemfisipunair, pemasangan karangan bunga itu dipakukan pada Selasa (22/10) pukul 15.00 WIB. Dan sekitar pukul 18.45 WIB karangan bunga tersebut ditarik karena hujan.
Namun, karena ditempatkan di lokasi strategis yang banyak dilewati warga kampus, karangan bunga dengan pesan satir itu kemudian viral di platform X dan Tiktok. Kemudian pada Kamis (24/10), Ketua Komisi Etik Fakultas melakukan pemanggilan pada BEM FISIP Unair untuk meminta klarifikasi terkait kepemilikan karangan bunga tersebut.
Selanjutnya pada Jumat (25/10) pukul 09.03 WIB Presiden BEM Fisip Unair bersama wakil dan menteri kajian politik dan kajian strategis memenuhi panggilan Komisi Etik Fakultas. Dan sorenya, pukul 16.13 WIB, BEM FISIP Unair mendapat surel yang dikirim melalui alamat email dekanat.
Suret tersebut berisi surat No. 11048/TB/UN3.FISIP/KM.04/2024 yang menyatakan BEM FISIP Unair dibekukan. Presiden BEM FISIP Unair, Tuffahati Ullayyah mengungkapkan BEM FISIP sejak awal struktural Kabinet Panca Aksara terbentuk berkomitmen menciptakan kebermanfaatan untuk seluruh civitas akademika FISIP Unair.
Hal ini termasuk menumbuhkan jiwa kritis dan peka sosial kepada mahasiswa. "Adapun janji kami hampir seluruhnya terwujud melalui puluhan program kerja dan agenda yang telah terlaksana dan sedang dilaksanakan. Termasuk pembuatan karya seni satir ini," ujarnya.
Menurut Tuffahati, hingga saat ini pihaknya masih melakukan penguatan internal karena belum ada proses diskusi lebih lanjut dengan Dekan FISIP perihal surat pemberitahuan pembekuan BEM. Pengurus BEM sepakat untuk tidak menyerah dalam memproses keadilan bagi seluruh fungsionaris dan tetap melanjutkan tugasnya sampai waktu demisioner yang telah ditentukan.
Sementara itu Presiden BEM Unair, Aulia Thaariq Akbar membenarkan kabar pembekuan tersebut lantaran karangan bunga yang dibuat BEM FISIP. Dan pihaknya terus melakukan komunikasi untuk membantu apabila dibutuhkan bantuan advokasi.
"Ini saya terus komunikasi dengan BEM FISIP. Sambil menunggu pertemuan dengan dekan," ujar Aulia.