BMKG Perkirakan Badai Siklon Bertahan hingga Sabtu, Masyarakat Diminta Waspada

ANTARA FOTO/Putra M. Akbar/gp/nym.
Nelayan bersiap menyandarkan kapal dengan latar belakang awan hitam yang menyelimuti langit di Karangantu, Kota Serang, Banten, Senin (11/11/2024).
Penulis: Ira Guslina Sufa
22/11/2024, 15.01 WIB

Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memperkirakan bibit badai tropis 96S masih akan bertahan di wilayah Indonesia dalam 72 jam ke depan. BMKG meminta masyarakat selalu waspada atas potensi yang dapat ditimbulkan.

Prakirawan Siklon Tropis TCWC BMKG Jakarta Nurul Pramiftah mengatakan bahwa bibit siklon tropis 96S terpantau di Samudra Hindia sebelah barat daya Bengkulu. Pusat sirkulasinya berada di sekitar 9,4°LS 96.0°BT dengan kecepatan angin maksimum 37 kilometer per jam (20 knots) dan tekanan udara minimum 1.006 hPa.

"Bibit siklon tropis ini berpotensi menjadi siklon tropis dalam 24-72 jam adalah rendah - sedang, sementara lebih dari 72 jam adalah sedang," kata Nurul seperti dikutip Jumat (22/11).

Menurut dia, dalam kondisi  saat ini siklon 96S mampu memberikan dampak langsung maupun tidak langsung ke wilayah Indonesia. Hujan dengan intensitas sedang hingga lebat bisa terjadi di wilayah Sumatera Barat, Bengkulu, Lampung, Sumatera Selatan, dan Jambi.

Selain itu ia mengatakan, siklon tropis ini berpotensi menimbulkan tinggi gelombang laut 1,25 - 2,5 meter di wilayah Selat Malaka bagian utara, perairan barat Sumatera, dan perairan selatan Jawa. Gelombang laut juga dimungkinkan terjadi di Samudra Hindia selatan Jawa - NTT, Selat Bali bagian selatan, Selat Badung, Selat Lombok bagian selatan, dan Laut Sawu bagian selatan

Selanjutnya Nurul mengatakan, ada potensi gelombang laut 2,5 - 4,0 meter di wilayah Samudera Hindia barat Sumatera, Samudra Hindia selatan Banten, dan Selat Sunda bagian selatan. Ia menjelaskan kondisi ini terjadi karena lingkungan di sekitar bibit 96S mendukung pertumbuhan sistem. 

Beberapa faktor yang memunkinkan terjadinya gelombang tnggi adalah pada perairan yang hangat (28 – 30ºC), udara yang cukup lembab dari lapisan permukaan hingga menengah lebih dari 70 persen. Faktor lain adalah mulai adanya masukan suplai angin dari wilayah utara seiring dengan punahnya siklon tropis Man-yi.

Hasil analisa BMKG dalam 24 jam terakhir mendapati adanya aktivitas konvektif yang lebih persisten atau berlangsung terus-menerus dalam kurun waktu tertentu tanpa menunjukkan tanda-tanda melemah atau berhenti.

BMKG memprakirakan bibit siklon tropis akan cenderung stationari karena sistemnya masih lemah namun ketika berkembang ia mulai bergerak ke arah barat daya mengikuti angin dominan. Oleh karena itu masyarakat, khususnya yang beraktivitas di kawasan pesisir dan juga pelayaran laut supaya lebih waspada.

Reporter: Antara