Dorong Produktivitas, BISI Tingkatkan Program Kemitraan Petani

ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra
Petani memanen jagung di Kaliwungu, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, Minggu (18/12). Kementerian Pertanian memastikan mulai 2017 pemerintah sudah menutup impor jagung, khususnya untuk kebutuhan baku industri pakan ternak, karena sudah tercukupi dari produksi lokal yang pada 2016 ini diperkirakan mencapai sekitar 21 juta ton.
Penulis: Michael Reily
Editor: Ekarina
29/5/2018, 06.00 WIB

PT BISI Internasional Tbk (BISI)  berencana meningkatkan kontribusi produksi jagung milik petani melalui skema kerja sama integrasi tertutup. Targetnya, kerja sama penanaman jagung tahun ini bisa menjangkau 72 ribu hektare area lahan, lebih tinggi dibandingkan tahun sebelumnya sekitar 35 ribu hektare di wilayah Jawa Timur. 

Direktur Utama BISI Jemmy Eka Putra menjelaskan hingga saat ini pihaknya telah bekerja sama dengan 117 ribu petani. "Kerja sama area tanam diharapkan dapat meningkatkan produksi jagung dari 26 ribu ton menjadi 35 ribu ton per tahun," ujarnya dalam paparan publik di Jakarta.

(Baca : BISI International Pangkas Belanja Modal Jadi Rp 105 Miliar di 2018)

Skemanya kemitraan yang dilakukan perseroan dengan petani antara lain dengan cara memberikan benih induk yang disertai dengan pendampingan kegiatan bercocok tanam dan pemberian alat bantu mesin pertanian. Setelah panen, hasil produksi petani nantinya akan langsung dibeli  oleh perusahaan.

“Bagi petani yang penting kalau memang menguntungkan, mereka akan tanam,” kata Jemmy di Jakarta, Senin (28/5).

Lokasi utama penambahan lahan rencananya masih berada di Jawa Timur karena dekat dengan pabrik produksi. Sehingga hasil jagung yang dipanen nanti bisa lebih segar dan langsung diproses di pabrik.

Saat ini, BISI memiliki pabrik pemroses benih di Kediri dan Mojokerto dengan  lima unit laboratorium. 

(Baca Juga : Harga dan Mutu, Alasan Pelaku Industri Memilih Jagung Impor)

BISI juga telah berinovasi dengan varietas 18 yang tahan virus Gemini, penyakit jagung yang menyebar luas tahun lalu. Selain itu, ada varietas 220 baru bibit benih baru yang akan tersebar di beberapa daerah yang sebelumnya masih belum terjamah. “Trennya bakal membaik karena adaptasi varietas yang bagus,” ujar Jemmy.

BISI International merupakan produsen bibit hibrida terbesar di lndonesia untuk tanaman jagung, padi dan holtikultura, serta produsen pestisida dan distributor pupuk. Perusahaan juga tercatat menguasai 49,5% terhadap total pangsa pasar benih jagung induk.