Alibaba Group Holding Ltd. dikabarkan kembali menyuntik dana ke bisnis ritel online di Asia Tenggara yakni Lazada US$ 845 juta atau sekitar Rp 12,6 triliun. Kabarnya, ini bertujuan menghadapi persaingan ketat dengan Shopee hingga Amazon.

Dikutip dari Bloomberg, suntikan modal tersebut diungkapkan dalam pengajuan izin ke regulator di Singapura pada Rabu (19/7). Total investasi Alibaba disebut-sebut miliaran dolar ke Lazada sejak diambil alih pada 2016.

Katadata.co.id mengonfirmasi kabar tersebut kepada Lazada. Namun belum ada tanggapan.

Sebelumnya, Lazada dikabarkan berencana mencatatkan saham perdana alias initial public offering (IPO) di bursa Amerika Serikat.

Pada Maret, Alibaba membagi bisnis menjadi enam bagian untuk memacu pertumbuhan berbagai bisnis perusahaan, yang meliputi e-commerce, logistik, dan cloud.

Seiring dengan kebijakan pembagian bisnis, unit usaha yang memiliki investor eksternal bisa bergerak ke arah yang lebih independen, menurut catatan dari Blue Lotus Research Institute.

Unit bisnis itu termasuk:

  • Unit logistik Cainiao
  • Lazada yang berbasis di Asia Tenggara
  • Platform layanan lokal Eleme
  • Rantai supermarket Freshippo

Alibaba Group banyak terlibat dalam bisnis Lazada. Raksasa teknologi ini beberapa kali mengganti CEO Lazada.

Pada 2022, Alibaba mendiskusikan untuk mengumpulkan dana sekitar US$ 1 miliar untuk Lazada, sebelum membatalkan negosiasi dengan calon investor ketika pembicaraan terhenti karena masalah valuasi. Tujuannya mengamankan pendanaan sebagai pendahulu untuk melakukan spin-off. 

“Sejak saat itu, Alibaba membatalkan penggalangan dana tersebut dan menyuntikkan dana tambahan ke dalam perusahaan,” demikian dikutip dari Bloomberg.

Reporter: Lenny Septiani