Biaya Promosi Naik, Transaksi Shopee April – Juni Melonjak Jadi Rp 365,2 Triliun
Shopee mencatatkan nilai transaksi bruto alias gross merchandise value (GMV) naik menjadi US$ 23,3 miliar atau Rp 365,2 triliun (kurs Rp 15.673 per US$) selama kuartal II. Akan tetapi, biaya penjualan dan pemasaran naik 55,8% secara tahunan atau year on year (yoy).
Rincian kinerja Shopee selama kuartal II secara yoy sebagai berikut:
- Total pesanan bruto naik 40,3% menjadi 2,5 miliar
- GMV meningkat 29,1% menjadi US$ 23,3 miliar atau Rp 365,2 triliun
- Pendapatan GAAP naik 33,7% menjadi US$ 2,8 miliar, yang terdiri dari:
- Pendapatan pasar inti, termasuk biaya berbasis transaksi dan iklan, naik 41,4% menjadi US$ 1,8 miliar
- Pendapatan layanan nilai tambah, termasuk pendapatan terkait layanan logistik naik 15,5% menjadi US$ 722,3 juta
- Pendapatan sebelum bunga, pajak, depresiasi, dan amortisasi atau EBITDA yang disesuaikan turun dari US$ 150,3 juta pada kuartal II 2023 menjadi negatif US$ 9,2 juta, yang terdiri dari:
- Pasar Asia: turun dari US$ 204,1 juta menjadi US$ 3,8 juta
- Pasar lain: naik dari negatif US$ 53,7 juta menjadi minus US$ 13 juta
Akan tetapi, biaya penjualan dan pemasaran Shopee naik 55,8% menjadi US$ 673 miliar. Beban pokok penjualan Shopee dan jasa lainnya naik dari US$ 1,3 miliar pada kuartal II 2023 menjadi US$ 1,8 miliar.
“Kenaikan ini terutama disebabkan oleh peningkatan biaya logistik seiring dengan meningkatnya volume pemesanan,” demikian dikutip dari keterangan pers, Rabu (14/8).
Pendiri sekaligus dan CEO Sea Ltd Forrest Li menyampaikan, perusahaan memperkirakan Shopee mencatatkan EBITDA yang disesuaikan yang positif mulai kuartal III. Sea Group juga merevisi proyeksi pertumbuhan GMV Shopee 2024 menjadi mid-20% atau kisaran 24% - 26%.