PT Fintek Karya Nusantara (Finarya) alias LinkAja telah melakukan uji coba penyaluran bantuan sosial (bansos) dengan menggunakan fitur verifikasi berupa pengenalan wajah (face biometric) sejak Agustus lalu. Perusahaan menargetkan mekanisme ini bisa diterapkan secara luas, tahun depan.
Chief Operating Officer LinkAja Haryati Lawidjaja mengatakan, lewat fitur tersebut, proses verifikasi penerima bansos bisa dilakukan dengan memindai (scan) wajah untuk melihat kesesuaiannya dengan data daerah. Pemindaian ini layaknya pemindaian kode QR saat ingin membayar suatu transaksi.
Haryati menjelaskan, uji coba face biometric untuk bansos telah dilakukan di tiga kota, yakni Sleman, Madiun, dan Penajam Paser. "(Targetnya) tahun depan kami bisa meliputi sekitar 70% populasi di Indonesia," ujarnya dalam konferensi pers di Jakarta, Selasa (17/12).
(Baca: Persaingan Bisnis Dompet Digital Makin Ketat dan Mengerucut)
Ke depan, program Bantuan Pangan Non-Tunai (BPNT) maupun bantuan sosial lain dari pemerintah bakal didistribusikan dengan menggunakan fitur verifikasi ini. "Tujuannya, untuk mempermudah penyaluran bansos dari pemerintah secara tepat sasaran dan waktu," ujarnya.
Selama ini, proses verifikasi untuk distribusi bansos masih secara manual yakni dengan menggunakan kartu atau pin tertentu. Sedangkan, hal itu kerap dianggap menyulitkan penerima bansos yang mayoritas adalah ibu-ibu dan kaum manula yang sering lupa membawa kartu atau pin untuk akses bansosnya.
"(Dalam uji coba) kemarin bersama TNP2K (Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan), kami daftarkan face biometric bansos tidak hanya untuk penerima itu sendiri melainkan juga salah satu anggota keluarga dalam KK (Kartu Keluarga) yang sama," ujar Haryati.
(Baca: Gandeng Polisi, Bulog dan Kemensos Akan Kejar Mafia Bantuan Pangan)
Hingga saat ini, menurutnya, LinkAja bekerja sama dengan sejumlah kementerian untuk implementasi face biometric dalam penyaluran bansos. Kementerian yang dimaksud di antaranya Kementerian Badan Usaha Milik Negara, Kementerian Sosial, Kementerian Keuangan, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, serta Kementerian Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan.
Haryati mengatakan, fitur face biometrik ini tak hanya bisa digunakan untuk mengakses bansos saja melainkan untuk pembayaran di pasar, kantin universitas, dan sebagainya. Uji coba pun telah dilakukan di beberapa kota, seperti Bandung, Cirebon, Banyuwangi, hingga Padang.