Cerita Kebiasaan Minum Teh Kaum Pekerja di Jakarta

GO-PAY
Penulis: Tim Publikasi Katadata - Tim Publikasi Katadata
5/4/2019, 18.09 WIB

Puluhan meja di Kantin Karyawan Sampoerna Strategic, Jakarta nyaris penuh terisi sepanjang jam makan siang. Menu yang tersaji di atas meja beragam; ayam geprek, bakso malang, sate, nasi rames, dan lain-lain. Di antara aneka makanan yang ada, minuman yang dipesan hampir seragam, yakni teh.

 

Mengutip informasi pada Unileverfoodsolutions.co.id berjudul “Tradisi minum teh orang Indonesia” disebutkan bahwa kebiasaan minum teh di Tanah Air bisa dibilang lintas golongan. Tak ada batas kelas sosial atau budaya kedaerahan tertentu yang membatasi.

 

Indonesia berbeda dari Jepang yang memiliki ritual tertentu untuk minum teh. Di sini, semua orang meneguknya tanpa ada aturan baku. Teh menjadi minuman pokok orang Indonesia yang disajikan sesuai selera.

 

Kegemaran mereguk teh terbukti di Kantin Karyawan Sampoerna Strategic. Para pengunjung memilih minuman ini sebagai pendamping makan siang mereka. Saking banyak pemesan teh, pekerja di kios Warung Kopi (Warkop) 2 Sri Sarifah selalu sibuk.

 

Puluhan gelas berisi teh kental disusun berderet. Ketika ada pelanggan, pekerja  warkop segera mengisi gelas sesuai permintaan; panas, dingin, tawar atau manis. Aktivitas jual-beli di kios ini tak jeda. Selesai melayani satu pembeli lantas datang lagi pelanggan lain meskipun  tidak melulu teh yang dipesan.

 

Adapun, kerumunan pembeli relatif merata di setiap kios. Mereka antre menunggu pesanannya siap dibawa ke meja untuk disantap. Walaupun semua gerai makanan dan minuman dipadati pelanggan tetapi antrean cepat terurai, kurang dari 10 menit bahkan tidak sampai 5 menit.

 

“Sudah terbayar ya, mas,” kalimat semacam banyak diucapkan pelanggan. Pernyataan ini mengindikasikan bahwa transaksi pembayaran, menggunakan uang elektronik melalui scan kode QR, berhasil. Rupiah seharga menu yang dipesan berpindah dari aplikasi ponsel pembeli ke pedagang.

 

Semua kios kuliner di Kantin Karyawan Sampoerna Strategic memasang barcode kode QR uang elektronik GO-PAY. Pelanggan pesan, scan kode QR untuk bayar, terima cashback, konfirmasi kepada pedagang, dan selesai. Sama sekali tak pusing siapkan uang kembali.

 

Di antara puluhan gerai, Warkop 2 Sri Sarifah termasuk yang paling sibuk. Tolak ukurnya bahwa kios minuman ini membukukan transaksi GO-PAY terbanyak. Salah satu pekerja bernama Asep Rohmat Setiawan mengatakan, pihaknya menyediakan pembayaran menggunakan uang elektronik sejak medio 2018.

 

Asep mengaku bahwa kehadiran uang elektronik seperti GO-PAY benar-benar membuat transaksi lebih efisien. Electronic money milik PT Dompet Anak Bangsa ini juga mampu mendongkrak pendapatan Warkop 2 Sarifah sedikitnya 50 persen dibandingkan periode sebelum GO-PAY hadir.

 

“Pembayaran dari pelanggan menjadi tak repot. Pelanggan juga tertarik menggunakan GO-PAY karena mengincar cashback-nya,” tutur pria berusia 38 tahun itu, di Jakarta, Sabtu (9/3/2019).

 

Warkop 2 Sri Sarifah tak sendiri, pedagang di Kantin Karyawan Sampoerna Strategic yang juga mendulang transaksi tertinggi adalah Warkop Uswatun Chasanah. Pemilik kios, Kuriah, menuturkan bahwa transaksi nontunai disertai promo cashback ampuh menggaet lebih banyak pelanggan.

 

Peningkatan jumlah pembeli turut berimbas terhadap kenaikan pendapatan Kuriah. "Sekarang ini lebih bagus lagi pendapatan saya,” ucap perempuan berusia 60 tahun ini.

 

Sebagai catatan, GO-PAY aktif beroperasi sejak April 2016. Secara keseluruhan, layanan uang elektronik ini diterima oleh setidaknya 130.000 mitra. Mereka adalah pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).

 

Laporan Fintech 2018 yang dirilis Daily Social menyebutkan, GO-PAY merupakan uang elektronik yang paling banyak digunakan di Indonesia. Layanan ini dipakai oleh lebih dari 75 persen dari total pengguna uang elektronik di Tanah Air.

 

Selain itu, riset Financial Times tentang sistem pembayaran melalui aplikasi pada tahun lalu turut mencatat bahwa GO-PAY berhasil meningkatkan pemahaman 75 persen masyarakat terkait layanan keuangan digital.