Perusahaan rintisan Halodoc optimistis bahwa layanan konsultasi kesehatan atau telemedicine akan tetap diminati meski pandemi corona usai. Startup kesehatan ini pun berencana ekspansi ke luar Pulau Jawa dan menambah beragam layanan.

Co-founder sekaligus CEO Halodoc Jonathan Sudharta mengatakan, layanan telemedicine sudah digunakan hingga pelosok. Sedangkan pengantaran obat dan tes risiko Covid-19 belum menjangkau semua daerah.

Layanan pengantaran obat misalnya, baru menjangkau 70 kota di Indonesia. Jonathan mengatakan, itu karena keterbatasan infrastruktur logistik.

Oleh karena itu, perusahaan berencana menggencarkan ekspansi ke daerah. "Kami ingin, tempat terpencil pun bisa mendapatkan semua layanan kesehatan dari Halodoc," kata Jonathan dalam acara Katadata Indonesia Data and Economic Conference (IDE) 2021, Selasa (23/3).

Halodoc juga berencana memperbanyak kolaborasi agar penggunaan layanan melonjak. "Pada dasarnya, Halodoc yakni kerja sama. Kami tidak punya satu pun dokter. Tapi kerja sama dengan 20 ribu dokter," ujarnya.

Saat ini, perusahaan telah mangget lebih dari 4.000 penyedia layanan mulai dari rumah sakit hingga apotek. Halodoc berencana memperbanyak jumlah dokter dan fasilitas kesehatan lainnya.

Selain itu, Halodoc berencana memperbanyak layanan. "Kami ingin meningkatkan layanan, bukan hanya online tapi fisik (offline)," kata dia.

Sejak awal pandemi corona, perusahaan telah meluncurkan beberapa layanan baru seperti tes risiko Covid-19, konsultasi psikologis, dan dokter hewan. Yang terbaru, Halodoc menghadirkan layanan vaksinasi secara drive thru di Kemayoran, Cengkareng, dan Bogor. 

Layanan vaksinasi tersebut digunakan oleh sekitar 1.500 orang per hari. "Hingga saat ini sudah ada kisaran 26-30 ribu orang yang divaksinasi melalui Halodoc," kata Jonathan.

Penguatan itu dilakukan lantaran Halodoc memperkirakan bahwa layanan teknologi kesehatan seperti telemedicine tetap diminati meski pandemi usai. "Ini karena banyak pembelajaran saat pandemi. Dokter maupun pasien merasakan manfaat healthtech," katanya.

Sedangkan survei internal Halodoc menunjukkan, 80% pengguna menggunakan layanan kembali saat pagebluk virus corona. Saat ini, perusahaan memiliki 18 juta pengguna.

Jumlah tersebut meningkat dua kali lipat secara tahunan (year on year/yoy) sepanjang tahun lalu. Volume transaksi pun melonjak, terutama konsultasi kepada dokter yang naik hingga 10 kali lipat.

Jumlah pembaca fitur informasi atau artikel kesehatan di Halodoc meningkat dua kali lipat. Layanan toko kesehatan naik lima kali lipat, dan buat janji dengan dokter meningkat tiga kali.

"Secara umum, karena di rumah saja selama pandemi, masyarakat yang ingin mendapatkan kebutuhan kesehatan kini menggunakan Halodoc," kata Chief Marketing Officer Halodoc Dionisius Nathaniel saat konferensi pers virtual, dua pekan lalu (1/3)

Reporter: Fahmi Ahmad Burhan