Bursa Efek Indonesia (BEI) menyebutkan 49 perusahaan dalam pipeline untuk mencatatkan saham perdana alias initial public offering (IPO). Tujuh di antaranya bergerak di bidang teknologi, termasuk startup.
Direktur Penilaian Perusahaan BEI I Gede Nyoman Yetna memerinci aset perusahaan atau startup yang akan IPO, yakni:
- 5 perusahaan dengan aset skala kecil atau di bawah Rp 50 miliar
- 28 perusahaan skala menengah dengan aset Rp 50 miliar - Rp 250 miliar
- 16 perusahaan aset skala besar atau di atas Rp 250 miliar
Rincian perusahaan yang akan IPO berdasarkan sektor:
- 6 sektor Basic Materials
- 10 sektor Consumer Cyclicals
- 6 sektor Consumer Non-Cyclicals
- 2 sektor Energi
- 2 sektor Financials
- 1 sektor Kesehatan
- 3 sektor Industrials
- 2 sektor Infrastruktur
- 5 sektor Properties & Real Estate
- 7 sektor Technology
- 5 sektor Transportation & Logistic
Secara global, perusahaan teknologi yang IPO menurun tajam dibandingkan tahun lalu. Namun sektor ini tetap memimpin dari sisi volume IPO secara global.
IPO lewat SPAC atau perusahaan akuisisi bertujuan khusus pun menurun, setelah sempat tren pada 2020. Jumlah IPO SPAC turun ke level yang terendah sejak 2016, berdasarkan data EY Global IPO Trends Q1 2023.
EY Indonesia Strategy and Transactions Partner Sahala Situmorang mengatakan, selama empat tahun terakhir, Indonesia mencatatkan total nilai emisi ekuitas meningkat dari Rp 15 triliun pada 2019 menjadi Rp 33 triliun tahun lalu.
“Faktanya, pasar modal nasional mencatat jumlah deals terbesar dalam sejarah dengan 59 IPO tahun lalu. IPO perusahaan teknologi GoTo menjadi yang paling terkenal dengan Rp 14 triliun dalam penawaran ekuitas,” ujar dia.