Startup Kesehatan Mesh Bio Raih Dana Rp55 M di Tengah Kabar PHK Global
Startup deep tech di bidang kesehatan berbasis di Singapura, Mesh Bio, memperoleh pendanaan seri A sebesar US$ 3,5 juta atau sekitar Rp 55 miliar. Suntikan dana ini di tengah kabar beberapa startup global kesulitan mengelola bisnis hingga memutuskan PHK.
Suntikan dana dipimpin oleh East Ventures dan diikuti oleh Elev8, Seed Capitals, dan beberapa investor lainnya. Mesh Bio menawarkan teknologi digital twin atau kembar digital kepada para penyedia layanan kesehatan. Dengan pendanaan ini, perusahaan akan memperluas penerapan solusi ini di Hong Kong dan Asia Tenggara, terutama di Indonesia dan Filipina.
“Kami senang mengumumkan penutupan pendanaan Seri A Mesh Bio," kata Co-Founder dan Chief Executive Officer Mesh Bio, Dr. Andrew Wu dalam keterangan pers, Selasa (30/1). "Langkah penting ini memberdayakan kami untuk memperluas solusi kesehatan digital untuk manajemen penyakit kronis di Asia Tenggara.”
Andrew mengatakan Asia Tenggara mempunyai banyak kebutuhan layanan kesehatan yang belum terpenuhi. Oleh karena itu, perusahaan berfokus untuk mengatasi kesenjangan ini secara efektif.
"Dengan dukungan East Ventures, kami siap mendukung transformasi digital yang cepat pada sistem layanan kesehatan di wilayah ini untuk meningkatkan taraf hidup,” kata Andrew.
Investasi baru ini diterima tiga bulan setelah Mesh Bio mendapatkan persetujuan peraturan dan melakukan uji coba penerapan salah satu teknologi digital twin dengan sistem kesehatan masyarakat di Singapura. Hal ini dinilai sebagai peluang besar dalam meningkatkan hasil kesehatan pasien dengan penyakit kronis.
Pada Oktober 2023, Mesh Bio menerima persetujuan dari Otoritas Ilmu Kesehatan Singapura (Health Sciences Authority/HSA) untuk memasarkan HealthVector® Diabetes sebagai perangkat lunak dari alat medis.
HealthVector® Diabetes saat ini dalam tahap uji coba implementasi di beberapa rumah sakit. Seperti Singapore General Hospital (SGH), Tan Tock Seng Hospital (TTSH), dan beberapa poliklinik terpilih untuk potensi penerapan klinis.
Tingginya prevalensi penyakit kronis mulai dari diabetes hingga penyakit jantung di Asia Tenggara telah mendorong lebih banyak dokter umum yang kurang memiliki pelatihan spesialis di bidang endokrinologi untuk menangani pasien dengan penyakit kronis.
"Solusi Mesh Bio memberikan data pasien dan analisis prediktif yang membekali para dokter dengan informasi dan diagnosis tentang pasien mereka dan penyakit yang mereka derita," kata Andrew.
Adapun, DARA® Health Intelligence Platform milik Mesh Bio, memungkinkan pemberian layanan berbasis data. Sehingga meningkatkan keterlibatan pasien dan kesehatan.
Perusahaan mencatat layanan ini telah digunakan oleh lebih dari 120 pusat kesehatan di Singapura, Malaysia, dan Indonesia untuk pemeriksaan kesehatan preventif.
Mesh Bio telah memperluas platform untuk manajemen penyakit kronis melalui HealthVector® Diabetes.
“Kami senang untuk terus mendukung Mesh Bio. Dalam lanskap layanan kesehatan yang berkembang pesat saat ini, Mesh Bio hadir dengan menawarkan teknologi terdepannya yang dirancang untuk merevolusi perawatan pasien," kata Co-Founder dan Managing Partner East Ventures Wilson Cuaca.
Wilson mengatakan, pendekatan inovatif Mesh Bio dalam memanfaatkan analisis prediktif merupakan terobosan baru, memungkinkan layanan kesehatan yang lebih personal dan preventif.
"Kami menantikan kolaborasi lebih lanjut dalam mentransformasikan sistem pelayanan kesehatan di Asia Tenggara dan sekitarnya,” ujarnya.
Mesh Bio didirikan pada 2018 oleh Andrew Wu sebagai Co-Founder dan Chief Executive Officer dan Arsen Batagov sebagai Co-Founder dan Chief Technology Officer. Putaran pendanaan sebelumnya mencakup putaran pendanaan awal sebesar US$ 1,8 juta pada Oktober 2021.