HSBC Siapkan Investasi Rp 16 Triliun ke Startup yang Ekspansi di ASEAN

Ajeng Dinar Ulfiana | KATADATA
Gedung Bank HSBC di SUdirman, Jakarta Pusat (12/8).
Penulis: Desy Setyowati
28/3/2024, 13.54 WIB

HSBC mengumumkan ASEAN Growth Fund US$ 1 miliar atau sekitar Rp 16 triliun untuk mengakselerasi ekspansi startup di ASEAN.

Presiden Direktur HSBC Indonesia Francois de Maricourt menyampaikan, HSBC ASEAN Growth Fund berfokus pada perusahaan-perusahaan yang mengincar ekspansi ke pasar Asia Tenggara.

Pendanaan itu mendukung perusahaan di sektor ekonomi baru, korporasi dan lembaga keuangan non-bank dengan pertimbangan metrik operasional bisnis terkait portofolio aset generatif arus kas perusahaan, dibandingkan hanya berpatokan pada metrik keuangan tradisional.

“HSBC memiliki sejarah panjang selama 140 tahun di Indonesia dalam mendukung pebisnis dan dunia usaha untuk berkembang pesat,” kata Francois dalam keterangan pers, Kamis (28/3).

“Peluncuran pendanaan terbaru ini memungkinkan kami untuk lebih mendukung perusahaan-perusahaan ekonomi baru di Indonesia dan ASEAN, termasuk startup maupun perusahaan yang sedang berkembang, seiring dengan ekspansi mereka ke ASEAN dan akselerasi siklus bisnis,” Francois menambahkan.

Survei terbaru HSBC terhadap 600 perusahaan yang beroperasi di Asia Tenggara menunjukkan, 42% responden berfokus pada digitalisasi operasional. Lalu 40% berfokus pada pertumbuhan di Asia Tenggara, serta 37% pada riset dan pengembangan.

Survei menunjukkan, 89% memperkirakan perdagangan intra-ASEAN akan meningkat tahun ini. Sebanyak 32% di antaranya memprediksi peningkatan lebih dari 30%.

Sebanyak 81% perusahaan di Indonesia berencana untuk berinvestasi lebih banyak di ASEAN. Angka ini jauh lebih tinggi dibandingkan 52% yang berniat meningkatkan investasi di luar ASEAN.

Namun ada tantangan bagi perusahaan untuk berekspansi ke ASEAN, seperti ketidakpastian makroekonomi, serta perubahan peraturan dan kebijakan yang cepat.

Dua dari tiga perusahaan mengatakan bahwa strategi utama untuk mengatasi hambatan ekspansi yakni kemudahan melakukan dan menerima pembayaran. “Adopsi digital yang cepat di ASEAN berarti dunia usaha semakin membutuhkan mitra perbankan digital yang mampu untuk mendukung pertumbuhan mereka,” kata Managing Director Wholesale Banking HSBC Indonesia Riko Tasmaya.

“Mitra perbankan harus sepenuhnya memahami peraturan dan budaya yang berbeda, serta menggunakan keahlian yang mumpuni untuk merumuskan solusi yang optimal. Selain itu, mampu memenuhi kebutuhan mendasar strategi pertumbuhan lintas-negara untuk memastikan keberhasilan ekspansi bisnis, baik itu di ASEAN atau di sekitarnya,” Riko menambahkan.